GELORA.CO - Fatah dan Hamas bersatu mengecam normalisasi hubungan Uni Emirat Arab dengan Israel. Mereka menyebutnya sebagai tikaman dari belakang atas perjuangan bangsa Palestina.
Ratusan orang berkumpul di Palestina melakukan protes atas kesepakatan damai UEA-Israel pada Rabu (19/8). Para tokoh dari dua kelompok yang kerap bersitegang tersebut menyuarakan penolakan mereka terhadap langkah Israel.
"Langkah Emirat adalah tikaman yang menyakitkan dan pelanggaran yang mencolok dari Prakarsa Perdamaian Arab," ujar Perdana Menteri Palestina, Mohammad Shtayyeh, mengutip Anadolu Agency.
"Perlawanan Palestina adalah alat umum untuk menghadapi pendudukan (Israel)," sambungnya.
Sehari sebelumnya, Selasa (18/8), Presiden Mahmoud Abbas bertemu dengan para perwakilan kelompok-kelompok Palestina di Ramallah untuk membahas dampak dari perjanjian UEA-Israel.
Pemimpin Hamas, Hassan Yousef yang terkemuka di Tepi Barat, mengesaskan pihaknya tidak akan mengizinkan siapa pun untuk melanggar hak, tanah, dan situs suci bangsa Palestina.
Senada, anggota Komite Eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina, Wasel Abu Yousef menggarisbawahi bahwa rakyat Palestina akan selalu menolak setiap kesepakatan yang bertujuan untuk merampas hak mereka.
"Langkah UEA baru-baru ini melukai perjuangan rakyat kami. Ini adalah langkah pengkhianatan yang mengkhianati tujuan dan situs suci kami," ujar Yousef.
Normalisasi hubungan antara UEA dan Israel sendiri diumumkan pada pekan lalu oleh Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump sebagai mediator.
UEA menjadi negara Teluk pertama dan negara Arab ketiga, setelah Mesir dan Yordania, yang menjalin hubungan diplomatik penuh dengan Israel.[rmol]