GELORA.CO - Keengganan Menteri Erick Thohir untuk disuntik vaksin hasil uji coba bukan menjadi masalah substansial bagi Indonesia. Yang jadi masalah adalah vaksin tersebut bukan produksi dari Indonesia.
Begitu tekan Wakil Ketua Umum DPP Partai Gelora Fahri Hamzah dalam kicauannya di akun Twitter pribadi sesaat lalu, Minggu (9/8).
Fahri menyinggung mengenai ketidakadaan lembaga dari dalam negeri yang memproduksi vaksin, padahal virus sudah merebak hampir setengah tahun.
“Pak Erick Thohir apa kabar? Soal vaksin itu yang kita sesalkan bukan karena pak menteri gak mau disuntik. Tapi kenapa bukan produk NKRI yang disuntik?” ujarnya.
“Ini bulan kemerdekaan, pandemik sudah setengah tahun: kok kita kayak nunggu negara lain? Lembaga Eijkman dan lain-lain ke mana?” sambung Fahri.
Mantan wakil ketua DPR ini turut menyoroti sikap para pejabat di awal Covid-19 merebak. Mereka ramai meyakinkan bahwa seolah semua bisa diproduksi sendiri.
“Memang seharusnya kita produksi sendiri, dari alat-alat kesehatan: masker, APD, ventilator, hingga obat dan vaksin. Kita harus percaya diri dan memproduksi secara mandiri. Ini waktunya!” tegasnya.
Fahri menekankan bahwa Indonesia punya banyak sumber daya di laut dan di hutan. Sementara ahli dan lembaga hebat jumlahnya juga tidak sedikit.
“Lembaga Eijkman pernah memproduksi penerima nobel dan sekarang lembaganya masih ada. FKUI itu STOVIA dan banyak lagi lembaga yg bisa diandalkan. Ke mana mereka? Kenapa tidak ikut serta?” tanyanya.
Lebih lanjut, Fahri mengajak publik untuk tidak merendahkan gerakan mengonsumsi produk sendiri.
Sementara kepada Erick Thohir, Fahri meminta untuk segera memimpin dengan baik penyelesaian sebaran corona dan dampaknya di tanah air seperti saat Erick Thohir memimpin gelaran Asian Games lalu.
“Panggung pandemi ini hadir agar anda memimpin orkestra kemandirian menghadapi era baru ini. Memang harusnya ini dipimpin presiden, tapi menurut saya anda saja yang pimpin. Kami tunggu!” tutupnya. (Rmol)