GELORA.CO - Waketum Gerindra Fadli Zon menyerang Presiden Joko Widodo (Jokowi) karena pertumbuhan ekonomi Indonesia minus 5,32 persen. Berbeda dengan Fadli, Fahri Hamzah justru memiliki optimisme lain terkait dampak COVID-19.
"Saya ada optimisme lain, bahwa gara-gara COVID ini, global trade akan surut, lalu ekonomi domestik yang naik. Nah itu bagiannya dan gilirannya koperasi dan UKM Indonesia," ujar Fahri dalam keterangan tertulisnya, Jumat (7/8/2020).
Fahri menilai selalu ada celah peluang yang dapat diambil. Menurut Fahri, industri yang bergeser ke manufaktur dapat membuat Indonesia mengatur peran koperasi dan UKM.
"Selalu ada celah peluang kalau kita mau, industri yang akan bergeser ke manufaktur dasar akan memberi kesempatan bagi Indonesia untuk mengatur peran yang lebih besar bagi koperasi dan UKM Indonesia sebagai sokoguru perekonomian kita sebagaimana cita-cita Bung Hatta," kata Fahri.
"COVID ini juga akan menggeser pusat pertumbuhan dan pelaku pertumbuhan, dari kota ke desa, dari Barat ke Timur, dari konglomerat ke UKM, dari keuangan ke sektor riil. Transaksi digital tetap akan meningkat, tapi terkait domestik dan produk sektor riil," sambungnya.
Fahri menilai kepemimpinan atau leadership berpengaruh dalam mewujudkan sebuah peluang. Dia juga mengajak agar setiap orang dapat mendorong peran koperasi dan UKM Indonesia.
"Ini semua bukan teori, tapi peluang. Nah, karena itu, yang bisa menjadikannya kenyataan bukan orang mengkhayal, tapi praktisi. Leadership berpengaruh besar dalam mengubah peluang menjadi kenyataan. Ayo, kita dorong peran koperasi dan UKM Indonesia dalam situasi ini," kata Fahri.
Selain itu, Fahri menilai terdapat pergeseran penting dalam persaingan ekonomi ke depan. Hal ini, menurutnya, adalah pergeseran ekonomi darat ke laut.
"Tidak boleh menyerah, kita jangan kehilangan ide, harus tetap melihat ada nyala lilin di ujung terowongan gelap. Itulah selalu yang menjadi sejarah sebuah kebangkitan. Saya percaya Indonesia tidak saja bisa melalui semua ini, tapi bahkan bisa jadi juara dunia!" kata Fahri.
Ada satu lagi pergeseran penting yang akan menjadi 'game changer' persaingan ekonomi ke depan, yaitu pergeseran dari ekonomi darat menuju laut. Kita bangsa maritim dan kita akan bisa memenangkan perang jika medan bergeser kelautan!" pungkasnya.
Diketahui, Fadli menilai pemerintah gagal menetapkan prioritas kebijakan dalam menangani pandemi. Kini, sebut dia, ada dua masalah yang sedang dihadapi pemerintah, yakni pandemi dan resesi ekonomi.
"Pemerintah terbukti lamban dan salah resep dalam mengantisipasi terjadinya krisis, baik terkait pandemi maupun eksesnya bagi perekonomian nasional. BPS sudah mengumumkan bahwa PDB kita pada kuartal II kemarin minus 5,32 persen. Angka ini jauh lebih buruk daripada ekspektasi pemerintah, yang sebelumnya memperkirakan hanya akan minus 4,3-4,8 persen saja," kata Fadli kepada wartawan, Jumat (7/8).(dtk)