GELORA.CO - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir akhirnya buka suara terkait polemik komisaris BUMN dari kalangan relawan Jokowi-Marif.
Seperti perintah Presiden Joko Widodo, politisi PDIP Adian Napitupulu mengaku sudah menyetorkan nama-nama tim relawan untuk menduduki jabatan komisaris BUMN, termasuk duta besar ke Istana. Tapi hingga saat ini, Erick belum menjalankannya.
Disebutkan, Erick malah mengangkat pejabat di kementerian dan para jenderal aktif TNI-Polri, rangkap jabatan di BUMN. Dan sadisnya, ada anggota partai yang tidak ikut memenangkan Jokowi-Maruf malah jadi petinggi di salah satu BUMN.
Menurut Erick, prosedur yang dia jalankan di Kementerian BUMN merupakan prosedur yang paling baik. Bahkan, dia mengingatkan bahwa jumlah BUMN terus menurun.
"Enggak begitu, semua kan kembali ada hak dan kewajiban. Dan saya rasa prosedur yang kita lakukan menurut saya ini yang paling baik. Dan ingat loh, jumlah BUMN ini kan terus-menerus menurun nanti. Tadi saya sudah sampaikan, tadinya kita mengelola 142, hari ini tinggal 107, dari 107 pun sekarang dua wamen, saya hanya mengelola 40 BUMN, sisanya kemana? Sisanya itu masuk ke konsolidasi dan restrukturisasi," ujar Erick saat menjadi narasumber di acara Mata Najwa, Rabu malam (5/8).
Erick pun membeberkan prestasinya yang dapat bekerjasama dengan McKenzie yang menyatakan 68 persen BUMN harus dikonsolidasi karena tidak efisien.
"Nah, jadi ini yang kita jalankan. Tapi apakah keberadaan ini menjadi perfectsolution? Ya enggak, tetap di era seperti ini demokrasi, ya peran-peran banyak pihak, apakah relawan, partai yang sudah kontribusi harus menjadi bagian selama tadi bisa memberi kontribusi yang baik juga," jelas dia.
Namun, saat disampaikan akan dikejar-kejar orang karena BUMN terus dirampingkan yang dapat semakin sedikit kesempatan untuk menjadi komisaris dan direksi, Erick mengaku bekerja bukan hanya untuk dipuja-puji.
"Ya itu resiko (dikejar-kejar), karena kenapa? Yang penting tadi kan, sama-sama Mas Nadiem (Mendukbud Nadiem Makarim), ketika kita punya objektif yang mau kita jalankan, ya kita harus jalankan, KPI (key performance indicator) kita di situ kok. KPI kita ya mohon maaf bukannya kita mau dipuji-puji, tapi KPI-nya kita melaksanakan tugas dan ini yang bisa kontribusi dan impactful kepada masyarakat," demikian Erick Thohir.[rmol]