GELORA.CO - Pesilat wanita asal Lampung, Chintya Candranaya akhirnya buka suara soal tudingan yang ditujukan kepadanya.
Tudingan tersebut disuarakan oleh gerakan #BeladiriBersatu yang digawangi petarung papan atas Indonesia seperti Theodorus Ginting, Suwardi, Rudy Agustian, hingga Mustadi Anetta.
Beberapa pesilat seperti Nirmala Oktaviani, Benny Yossa, dan Denny Aprisani, juga meramaikan gerakan ini. Mereka menyebut kesaktian Chintya dengan menendang tabung gas, pukul dinding beton hingga durian palsu hasil editan semata dan pembohongan publik.
Ya, Chintya dalam beberapa waktu belakangan ini menjadi sorotan di media sosial. Sejumlah pihak 'membongkar' aksi-aksi Chinya. Salah satunya adalah Mustadi Anetta.
Dia melakukan investigasi tentang kebenaran soal Chintya yang menghancurkan benda-benda keras. Bahkan, Mustadi sempat mengunjungi tempat Chintya menghancurkan pilar tembok yang sempat viral. Chintya dalam video itu memamerkan ilmu menghancurkan pilar tembok bangunan yang tebal.
Mustadi menyebut pilar tembok itu bukan dihancurkan oleh tangan melainkan benda keras, salah satunya martil. Dan selebihnya video pukulan dan hancurnya pilar tembok diolah melalui proses editing.
Mustadi berani memastikan jika itu bukan perbuatan tangan manusia. "Jadi bisa saya pastikan itu bukan dihancurkan tangan atau kaki," kata Mustadi dalam akun youtube sportone.
Chintya, melalui manajernya, Anjar Weni merespons tuduhan itu. Anjar mengatakan, semua yang dilakukan Chintya dalam konten-kontennya 100 persen asli.
"Yang dimaksud editan itu seperti apa? Karena yang saya pahami video yang sudah diposting di youtube itu diedit terlebih dahulu," kata Anjar kepada VIVA, Selasa 18 Agustus 2020.
"Konten-konten Chintya itu yang diposting hanya yang berhasilnya, meskipun banyak yang gagalnya juga. Cuma yang bisa saya utarakan adalah gerakan beladirinya semuanya asli," sambungnya.
Terkait pernyataanya dia media sosial yang sempat viral terkait Chintya pernah lawan 40 orang sendirian, Anjar juga memberikan penjelasan. Dikatakannya, dia tidak pernah berujar demikian. Cuma saat itu akun media sosial miliknya dan Chintya ada yang memanage.
"Itu kan udah lama banget, jadi saya lupa. Nah jadi apa komentar saya di media sosial yang mengenai Chintya diangkat kembali oleh beberapa pihak," ucapnya.
"Jadi sosial media Chintya dan saya ada adminya. Kisah seperti itu tidak ada, sama sekali tidak ada, Mungkin adminnya yang salah dan saya pun sudah lupa karena itu sudah lama. Yang jelas, seingat saya, saya tidak pernah bilang seperti itu," jelasnya.
Lebih lanjut, Anjar mengatakan Chintya sebenarnya tidak ingin keributan terjadi, apalagi membawa nama beladiri. Dia berharap sesama pelaku beladiri bisa sama-sama mendukung. Apalagi, sambung Anjar, orang-orang yang menuduh itu mengatasnamakan gerakan beladiri bersatu.
"Saya bersyukur Chintya mempunya jiwa yang kuat. Ini tidak menggangu aktivitasnya, mentalnya. Malah yang Chintya sayangkan karena masalah ini kesannya beladiri ini di mata masyarakat kurang baik. Justru yang Chintya inginkan itu sama-sama saling mendukung," ujarnya.[viva]