GELORA.CO - Ratusan buruh yang melakukan aksi demo di DPR RI pada Jumat (14/8) bertahan sampai malam.
Massa yang berpakaian serba merah melakukan orasi secara bergantian di depan gedung wakil rakyat sejak siang hingga malam hari.
Mereka menuntut agar DPR dan pemerintah membatalkan Rancangan Undang-Undang (RUU) omnibus law Cipta Kerja atau Omnibus Law.
Massa berupaya melakukan aksi demonstrasi bertepatan dengan sidang tahunan MPR RI yang dihadiri oleh Presiden Jokowi pada Jumat (14/8). Namun upaya itu dihalangi aparat keamanan.
Selain di Jakarta, pendemo di Yogyakarta juga bertahan sampai malam.
Massa yang tergabung dalam Aliansi Rakyat Bergerak menggelar demonstrasi di simpang tiga Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, Yogyakarta.
Para demonstran menyatakan menolak omnibus law Rancangan Undang-undang Cipta Kerja atau RUU Cipta Kerja.
Aksi yang berlangsung hingga Jumat (14/8) malam diwarnai dengan pemblokiran jalan dan pembakaran ban.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus mengatakan, setidak 100 orang diamankan dalam demonstrasi di Jakarta, kemarin.
Mereka diamankan dan dimintai keterangan karena diduga melakukan pelanggaran selama demontransi berlangsung.
“Memang 100 lebih yang kita amankan awalnya, tapi sampai saat ini tinggal 8 orang yang memang berpotensi adanya unsur pidana, yang lain sudah dipulangkan,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus saat dihubungi, Jumat (14/8).
Yusri memastikan, 8 orang yang belum dipulangkan bukan dari kelompok buruh yang melakukan unjuk rasa. Mereka hanya oknum-oknum yang berusaha menyusupi aksi massa tersebut.
“Sebanyak 8 orang ini bukan pendemo ya. Mereka di sana cuma bikin rusuh, ada yang bawa bendera Anarcho (Syndicalism), ada yang bawa botol, ketapel, bom molotov, batu,” imbuhnya.
Saat ini, kedelapan orang tersebut masih menjalani pemeriksaan intensif, guna memastikan asal-usul mereka.
“Mereka itu yang pakai baju hitam-hitam itu, punk-punk. Kelompok yang pakai baju hitam,” jelas Yusri.
Lebih lanjut, mantan Kabid Humas Polda Jawa Barat itu menyampaikan, mereka ditangkap saat petugas melakukan razia di sejumlah titik sebelum demo berlangsung. Sehingga perbuatan anarkis bisa dicegah sebelum memicu kerusuhan.
“Karena sudah pengalaman dari kemarin itu ada provokator ada penyusupan di setiap demo. Seperti demo terakhir lempar-lempar polisi, lempar masyarakat pakai botol. Itu kita lakukan razia, razia kepada orang-orang yang mau berunjuk rasa,” pungkas Yusri.
Berikut ini video demo di DPR bertahan sampai malam:
[psid]