GELORA.CO - Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan (Zulhas) mengenang kebersamaannya dengan politikus senior Amien Rais. Zulhas menceritakan Amien pernah menawarkan posisi menteri kepada dirinya jika Amien menjadi presiden.
Awalnya Zulhas menceritakan perjalanannya terjun ke dunia politik. Hal itu disampaikan oleh Zulhas dalam acara mentoring kebangsaan bersama calon kepala daerah yang diusung PAN.
"Saya mulai sekolah dasar sudah belajar berdagang, jadi sampai lulus SMA saya berusaha, sampailah pada reformasi. Tapi, sebelum reformasi, saya sudah bergabung (politik), untuk meneruskan pengabdian kepada masyarakat," ujar Zulhas dalam siaran akun YouTube Amanat Institute, Sabtu (22/8/2020).
Zulhas mengatakan, pada 1996 dirinya mulai aktif di ormas Islam dan kegiatan sosial. Hingga akhirnya pada 1998 dia bergabung dengan Amien Rais untuk memperjuangkan reformasi.
"Jadi saya sudah aktif di ormas-ormas Islam ikut membantu dan sebagainya itu sampai tiba reformasi '98. (Peristiwa) '98 menimbulkan kesadaran baru ada tugas lebih besar. Kan kita tidak bisa bahagia kalau kita bahagia sendiri. Kita harus bisa bahagia dan membahagiakan orang lain. '98 tentu lebih besar lagi, saya gabung dengan Pak Amien Rais," tuturnya.
Zulhas mengatakan pada Pilpres 2004, Amien sempat melontarkan sebuah pertanyaan kepadanya. Menurut Zulhas, Amien pernah menawarkan jabatan menteri jika Amien terpilih menjadi presiden.
"Pak Amien tanya waktu itu, pilpres kami, saya ikut Pak Amien ke mana-mana sampai mobil saya terbalik hampir mati itu. Mobilnya hancur. Setelah itu, Pak Amien tanya, 'Mas Zul, nanti kalau saya jadi presiden, situ mau apa?' 'Waduh, saya tak mau apa-apa, Pak'. 'Maksudnya menteri apa?" kata Zulhas sambil menirukan percakapannya dengan Amien.
Zulhas mengaku menolak tawaran Amien itu. Dia hanya meminta agar Amien menjalankan amanah rakyat jika memang menjadi orang nomor satu di Indonesia.
"Nggak... nggak... saya nggak mau jadi menteri apa-apa. Saya cuma minta Pak Amien, kalau jadi presiden, jangan Pak Amien ingkari amanat yang diberikan rakyat. Bikin rakyat Indonesia itu makmur. 'Cuma itu saja?' 'Iya, Pak'. 'Kenapa begitu?" katanya.
"Saya bilang, 'Kalau rakyat makmur, Pak Amien, itu pabrik saya meningkat, dagangan saya laku. Jadi sederhana. Kalau masyarakat makmur, daya beli tinggi, produksi naik, dan ekonomi berkembang. Itu saja saya minta'. Pak Amien tanya seperti itu," sambungnya.(dtk)