GELORA.CO - Banyak netizen (warganet) terperanjat membaca postingan DR Rizal Ramli (@RamliRizal) terkait pandemik dan krisis ekonomi yang sudah mengguncang tatanan sosial, politik, ekonomi, dan hukum di negeri ini.
Kata RR, demikian sapaan akrab Menko Ekonomi era Presiden Abdurrahman Wahid ini, jika dirinya jadi presiden, krisis yang sudah multidimensi ini bisa diselesaikan dalam tempo setahun.
Bagi yang paham Rizal Ramli dan mengetahui rekam jejaknya, apa yang diucapkannya cukup rasional dan proporsional. Bagi yang tidak paham, bisa dianggap ambisius.
Sedangkan bagi mereka yang selama ini alergi terhadap kritik dan saran RR terhadap pemerintahan Joko Widodo, pernyataannya itu membuka peluang lebar untuk di-bully.
"Tentu saja Bang RR sudah memperhitungkan setiap kata dan setiap langkah yang dilakukannya," kata Adhie M Massardi, sahabat Rizal Ramli sejak dalam Kabinet Presiden Abdurrahman Wahid.
Menurut Jurubicara Presiden Gus Dur ini, dengan pernyataannya itu, RR ingin memancing dua hal sekaligus.
Pertama, memancing influencer, buzzeRp, dan hacker muncul ke permukaan, yang menurut penelitian ICW mendapat gelontoran dana APBN hingga lebih dari Rp 1 triliun. Khusus influencer dapat anggaran via Kementerian lebih dari Rp 90 miliar.
"Agar rakyat yang sedang merintih dan berduka karena resesi dahsyat, sehingga tak mampu beli pulsa atau internet untuk anak-anaknya yang harus belajar atau mengajar jarak jauh (daring), melihat apa saja yang dilakukan para influencer itu," kata Adhie.
Kedua, agar kalangan kelas menengah dan elite politik kita terpancing kesadaran moral intelektualnya dalam memilih pemimpin. Yaitu mempertimbangkan faktor integritas, kapasitas, visi, dan rekam jejak sang kandidat. Jadi bukan sekadar terpesona oleh pencitraan yang mudah direkayasa.
Hasilnya? Pancingan pertama sangat sukses. Influencer dan buzzeRp terpancing keluar. Rakyat tinggal getok kepalanya, ujar salah seorang inisiator Koalisi Aksi Menyelematkan Indonesia (KAMI) ini.
"Hasil pancingan RR yang kedua, mudah-mudahan, akan terus berproses," tambahnya.
Menurut Koordinator Gerakan Indonesia Bersih (GIB) ini, RR paham persepsi dan psikologi masyarakat. Ambisi itu penting untuk meningkatkan daya hidup. Tapi kalau "ambisius" itu akan dianggap sinting.
Sebab untuk jadi presiden, RR paham 100 persen harus melalui proses politik yang lumayan pelik," pungkas Adhie M Massardi. (Rmol)