GELORA.CO - Universitas Nahdlatul Ulama [UNU] Yogyakarta menyatakan melibatkan Pusat Studi Gender [PSG] dan Pusat Studi Ketahanan Keluarga [PSKK] untuk merrespons kasus tindak pelecehan seksual yang dilakukan oleh bekas dosen tamunya, Bambang Arianto [BA].
Saat kasus BA kembali naik ke permukaan pada Minggu, (2/8/2020), dua pusat studi itu pun menjadi posko pengaduan dan pendampingan terhadap penyintas tindak pelecehan seksual oleh BA.
“Kami membuka diri dan memfasilitasi bila ada korban yang ingin konseling, pendampingan dan semacamnya, kata Ketua PSG UNU Yogyakarta, Rindang Farihah, Selasa (4/8/2020).
PSG tak sendiri. Mereka juga melibatkan lembaga bernama Rifka Annisa sebagai penyedia layanan konseling.
Ia mengatakan bahwa PSG UNU Yogyakarta baru berdiri dua tahun. Dengan mencuatnya kembali kasus BA, ia berharap dapat menjadi momentum perbaikan manajemen PSG UNU Yogyakarta. Ia juga berkomitmen untuk mengedepankan tindakan pencegahan agar kejadian serupa tidak terulang.
“Ke depan kita akan melakukan pencegahan dan penanganan, terutama di internal kampus kami,” katanya.
Sebelumnya diberitakan seorang dosen kampus Islam di Jogja Bambang Ariyanto membuat pernyataan mengejutkan di media sosial.
Aktivis media sosial (medsos) yang selama ini getol mendukung pemerintah itu mengaku telah melakukan pelecehan seksual ke ke sejumlah korban di antaranya civitas academica UGM. Pelecehan seksual berkedok penelitin itu untuk memenuhi fantasi seksualnya berhubungan seks bertukar pasangan alias swinger.
Pengakuan megejutkan itu ia unggah melalui di media sosial Facebook @Bams Utara pada Minggu (2/8/2020) lengkap dengan video dirinya.
Ia mengaku sering dihantui oleh fantasi seksnya tentang swinger. Selain berfantasi seksual bertukar pasangan ia mengaku pernah melakukan pelecehan seksual baik secara verbal maupun fisik.
Bahkan untuk melancarkan perbuatannya, ia mengaku tela mencatut nama institusi Nahdlatul Ulama (NU) dan UGM. Berikut pengakuan yang ia posting ke Facebook:
Terimakasih temen-teman yang sudah mau mendengarkan video ini. Saya membuat rekaman ini dengan kesadaran penuh dan tanpa paksaan dari siapapun.
Saya bambang arianto ingin menjelaskan bahwa pernyataan saya mengenai rencana penelitian tentang swinger kepada banyak perempuan adalah bohong, karena sesungguhnya saya lebih ingin berfantasi swinger secara virtual semata. Hal itu dikarenakan kata swinger sering menghantui saya disetiap waktu.
Selain berfantasi secara virtual tentang swinger, saya juga pernah melakukan pelecehan secara fisik. Secara khusus saya meminta maaf kepada seluruh korban baik dari kampus UGM Bulaksumur maupun yang lain yang pernah menjadi korban pelecehan saya baik secara fisik, tulisan maupun verbal sehingga menimbulkan trauma. Saya juga minta maaf kepada NU dan UGM karena selama ini menyalahgunakan nama NU dan UGM dalam mencari target.
Secara umum saya memohon maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia dan berjanji tidak lagi melakukan kebohongan ini.
Apa yg saya lakukan selama ini tidak diketahui oleh Istri saya. Setelah ini saya akan menceritakan kepada istri saya dan meminta dia mendampingi saya dalam melakukan terapi secara intensif ke Psykolog maupun Psykiater agar bisa terbebas dari penyimpangan ini. Kemudian terakhir saya berjanji untuk tidak melakukan hal ini lagi dan bila terbukti melakukan lagi saya siap menerima semuala konsekuensi hukum.
Namun pada Minggu malam pula, sekitar pukul 22.00 WIB, akun atas nama Bams Utara tiba-tiba menghilang.
Harianjogja.com telah berupaya mengonfirmasi persoalan ini ke Bambang Arianto. Namun hingga berita ini diturunkan Bambang tak merespons pesan yang dikirimkan Harianjogja.com, meski sudah ada keterangan pesan telah terbaca di aplikasi WhatsApp. []