GELORA.CO - Aksi turun ke jalan akan kembali dilakukan oleh para petani asal Desa Simalingkar. Kali ini, aksi akan dilakukan Serikat Petani Simalingkar Bersatu (SPSB) dan Serikat Tani Mencirim Bersatu (STMB) yang tergabung dalam Gerbang Tani, Senin (24/8).
Koordinator lapangan, Aris Wiyono mengatakan, aksi akan dilakukan dengan melakukan longmarch dari Kantor Yayasan Tenaga Kerja Indonesia (YTKI) di Jalan Gatot Subroto Jakarta menuju Istana Negara Jakarta Pusat sekitar pukul 08.00 WIB.
"Aksi yang kami lakukan ini adalah aksi lanjutan sejak tanggal 25 Juni 2020 dengan longmarch atau jalan kaki dari Deli Serdang, Sumatra Utara menuju ke Istana Negara Jakarta, dengan jarak tempuh 1812 KM dan telah kami jalani selama 45 hari," kata Aris Wiyono dalam keterangan tertulisnya, Minggu (23/8).
Sebelum melakukan aksi, sejumlah protokol kesehatan Covid-19 pun telah dilakukan peserta aksi, yakni sudah melakukan karantina diri selama 2 minggu di Kantor YTKI, serta telah menjalani rapid test.
Pihaknya mengaku, aksi ini merupaka tindak lanjut belum adanya respons kementerian yang sudah ditunggu selama dua minggu terkait dalam penyelesaian kasus konflik agraria yang di Medan, Sumut.
"Belum adanya kepastian hukum ini menuntut kami harus kembali meneruskan perjalanan menuju Istana Negara agar kepastian hukum dan keadilan bisa kami dapatkan dan negara segera hadir untuk menyelesaiakan permaslahan yang kami alami," sambungnya.
Dalam agendannya nanti, serikat petani akan menyampaikan dua hal, yakni meminta Presiden Joko Widodo memerintahkan kementerian terkait untu mengembalikan tanah yang telah dirampas oleh PTPN sebagai perusahaan negara.
Kedua, mereka meminta Presiden Jokowi memberikan redistribusi tanah untuk petani Simalingkar dan Mencirim guna keberlangsungan hidup anak cucu mereka.
"Kami akan bertenda di depan Istana sampai dengan kami mendapatkan keadilan dan bertemu dengan Presiden Joko Widodo apa pun risikonya akan kami tempuh," tandasnya. (Rmol)