''Bahkan sebagian warga yang memiliki lahan di kawasan hutan, menyampaikan aspirasi agar pemerintah desa mengalokasikan dana APBDes untuk mengendalikan hama babi hutan,'' kata Nasirudin.
Namun dia menilai, hama babi hutan tersebut justru bisa menjadi obyek wisata minat khusus. Yakni, wisatawan dari kalangan pemburu. ''Ini sebenarnya potensi wisata eksklusif yang jarang dimiliki daerah-daerah lain,'' kata dia.
Dengan cara ini, maka pemerintah desa tidak perlu mengalokasikan dana untuk mengendalikan babi hutan. Bahkan dengan mengembangkan kegiatan wisata minat khusus berburu babi hutan, pemerintah desa dan warga bisa memperoleh pendapatan.
Namun dia mengaku, pengembangan wisata minat khusus ini membutuhkan bantuan dari Pemkab Purbalingga. ''Antara lain, dengan mempromosikan pada anggota Perbakin bahwa di desa kami ada obyek wisata untuk kegiatan perburuan babi hutan,'' ucap Nasirudin.
Selain masalah pengembangan kegiatan wisata berburu babi hutan, Nasirudin juga menyampaikan di desanya terdapat sumber mata air panas yang bisa dikembangkan sebagai obyek wisata. Untuk mewujudkan hal ini, dia juga mengaku membutuhkan dukungan Pemkab dalam pengembangannya.
''Mungkin PD Owabong bisa menjalin kerjasama dengan kami, karena pengembangan obyek wisata tersebut membutuhkan dana cukup besar,'' katanya.
Bupati Dyah Hayuning Pratiwi menyebutkan, Desa Gunungwuled memang memiliki potensi wisata yang tidak dimiliki desa-desa lain di Purbalingga. Terutama, sumber mata air panas di Dusun Kalianget. ''Sayangnya, jalan menuju obyek wisata tersebut hanya bisa dilalui dengan jalan kaki atau dengan kendaraan offroad,'' katanya.
Untuk itu, Bupati mengaku akan membicarakan masalah ini dengan Dinporapar dan Owabong. ''Nanti saya minta dibuat konsep pengembangannya dulu. Setelah konsepnya jadi, Insya Allah akan kita akan dorong agar agar bisa menjadi obyek wisata yang menarik,'' katanya. (*)