GELORA.CO - Kemunculan Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) mendapat respons Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Kepresidenan, Ali Mochtar Ngabalin. Dia berharap KAMI tak hanya sekadar jadi barisan sakit hati.
Ali Ngabalin menyampaikan, semula dirinya mengapresiasi setinggi-tingginya atas terbentuknya gerakan tersebut, lantaran diperkuat oleh sejumlah tokoh besar nasional.
Namun, belakangan dia sedikit kecewa. Sebab ada diksi oligarki yang disematkan dalam organisasi tersebut, yang menyiratkan satiran untuk pemerintah.
“Saya awalnya, tetap berikan apresiasi, punya prasangka baik ya, saya positif thinking. Tapi, ketika mereka memasukkan diksi oligarki, dan diksi dinasti, maka saya mau bilang jangan jadikan Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia itu jadi barisan sakit hati,” ujar Ali Ngabalin kepada Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (4/8).
Dirinya mengaku tak bermasalah dengan kemunculan sejumlah organisasi baru di Indonesia, lantaran hal tersebut merupakan bagian dari budaya Demokrasi. Akan tetapi, organisasi tersebut harus memiliki andil menyelesaikan masalah negara di tengah situasi krisis pandemik Covid-19 ini.
“Sebab begini, itu kan KAMI ya. Jadi, niatnya harus dikasih baik. Karena (saat ini) zamannya pandemik, pemerintah lagi full konsentrasi dengan sangat extraordinary, berpikir sangat keras, dalam menyelesaikan, mendapatkan vaksin dan obat,” katanya.
“Di samping terus menerus menyampaikan imbauan kepada masyarakat terkait protokol kesehatan, kemudian untuk bisa memutus mata rantai Covid-19. Konsentrasi itu harusnya menurut saya, bantulah pemerintah,” imbuh Ali Ngabalin.
Ngabalin pun mengimbau kepada seluruh pendiri KAMI untuk menahan diri melontarkan gagasan-gagasan berbau politik dan lebih fokus pada penyelamatan negara.
“Kalau bapak-bapak punya niat bersih yang baik, juga berpikir untuk mencari jalan keluar menyelesaikan agar Indonesia agar bersih dari Covid-19. Hal-hal mengenai kekuasaan, politik, dan lain-lain ditangguhkan dulu. Konsentrasi dulu di sini, kasihan,” paparnya.
Karena rakyat banyak yang meninggal dunia, tenaga medis banyak yang meninggal dunia, orang-orang terkasih tersayang kita sudah banyak yang meninggal. Jadi konsentrasi, jangan bikin gaduh,” demikian Ali Ngabalin. (Rmol)