GELORA.CO - Kelompok Amien Rais, Persaudaraan Alumni (PA) 212, dan Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) dinilai belum bisa dibilang sebagai oposisi sejati. Sebab, tiga kubu yang berseberangan dengan pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) itu tidak memiliki kekuatan di parlemen.
"Artinya, PKS yang ada di DPR, itu oposisi. Tapi, kalau Amien Rais, (PA) 212 ini, kita tidak bisa bilang itu klaster. Kalau kemudian mereka mau disebut oposisi, ya boleh, tapi oposisinya lebih ke oposisi publik, bukan oposisi yang secara formal yang bisa mempengaruhi kebijakan," kata pendiri lembaga survei KedaiKOPi Hendri Satrio kepada wartawan, Kamis (20/8/2020).
"Mereka ini oposisi yang bisa mempengaruhi opini publik saja. Tapi secara kebijakan nggak bisa. Tapi, kalau mau disebut klaster oposisi, ya, boleh-boleh saja, tapi, terbatas mereka. Mereka nggak punya kekuatan untuk melobi-lobi atau mengadvokasi kebijakan untuk mengubah," imbuhnya.
Hendri tak memungkiri kelompok Amien Rais, PA 212, dan KAMI memiliki kekuatan untuk mempengaruhi opini publik. Namun, sebut dia, opini publik saja tidak cukup untuk mempengaruhi pemerintah dalam menetapkan kebijakan.
"Perlu beberapa langkah maju untuk kemudian mereka bisa mempengaruhi kebijakan. Kalau untuk kemudian mempengaruhi opini publik, kemudian membentuk tekanan-tekanan publik ke pemerintah, itu mungkin mereka bisa. Tapi akan sangat enak kalau mereka punya kekuatan di DPR," sebutnya.
Pria yang kerap disapa Hensat itu menuturkan salah satu jalan agar kelompok Amien Rais, PA 212, dan KAMI bisa mempengaruhi pemerintah dalam mengambil kebijakan adalah membentuk partai politik. Atau, menurut Hensat, kelompok Amien Rais, PA 212, dan KAMI menunggu momen di mana partai politik mulai memikirkan tentang suara untuk Pemilu 2024.
"Kalau mau, berubah menjadi partai politik. Karena memang di Indonesia sistem pemerintahannya begitu atau mempengaruhi partai politik yang ada di DPR. Tapi, kalau mempengaruhi partai politik, sekarang-sekarang ini sulit," tutur Hensat.
"Nanti, kalau tinggal 2 tahun lagi rezim ini berkuasa, nah itu enak pasti mempengaruhinya, karena penguasa-penguasa yang di DPR kan mulai berpikir tentang rakyat kan, mulai berpikir tentang suara. Pada saat mereka berpikir tentang suara, itu mereka bisa lebih mudah bergeraknya secara advokasi, karena di DPR juga mereka butuh suara-suara Amien Rais dan klaster 212 ini," sambung dia.
Jagat perpolitikan Tanah Air kini tengah disuguhi sajian saling dukung antar-oposisi. Teranyar, KAMI mendeklarasikan diri sebagai gerakan moral yang berjuang demi mewujudkan masyarakat Indonesia sejahtera.
Amien Rais dan putranya, Hanafi Rais, juga hadir dalam deklarasi KAMI yang digelar beberapa hari lalu di Tugu Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat. Bahkan PA 212 juga menyatakan memiliki tujuan yang sama dengan KAMI dan siap mendukung.
"Kami mendukung dan mendoakan KAMI karena ada kesamaan tujuan untuk mengkritisi pemerintah demi menyelamatkan bangsa dan negara ini," kata Ketua PA 212 Slamet Maarif, ketika dihubungi, Rabu (19/8).
"Yang pertama, tentu kita apresiasi semua niat baik bukan hanya KAMI, tapi juga individu dan institusi lain yang sama-sama menjaga pemerintah. Karena pemerintah justru beruntung kalau ada yang jagain, karena power cenderung menyimpang. Kalau ada yang jagain, justru bagus," kata Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera, ketika dihubungi, Rabu (19/8).[]