GELORA.CO - Komisaris Utama (Komut) PT Pertamina (Persero), Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok telah gagal menjalankan amanat dari Presiden Joko Widodo untuk membenahi perusahaan plat merah itu.
Penilaian itu disampaikan peneliti Insititut Riset Indonesia (Insis), Dian Permata yang mengaku heran dengan pernyataan Ahok tidak mendapat laporan data soal kerugian Pertamina di semester 1-2020. Terlebih pada semester itu Pertamina merugi hingga Rp 11 triliun.
"Agak ganjil keterangan Ahok bahwa mengaku Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati tidak melaporkan terkait kondisi kerugian yang di derita holding migas nasional itu kepada dewan pengawas. Padahal, dirinya telah meminta audit investigasi laporan keuangan sejak Januari 2020," ujar Dian Permata kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (30/8).
Kata Dian, ketika mantan narapidana kasus penistaan agama itu diangkat sebagai Komut ataupun Dewan Pengawas (Dewas), maka secara otomatis Ahok akan mendapatkan data seluruh akses data yang ada di perusahaan BUMN tersebut.
Mulai dari urusan sistem, hingga urusan berapa rupiah sen yang ada di brankas Pertamina.
"Jika Ahok tidak mendapatkan akses karpet merah, maka itu sama saja dia tidak melakukan terobosan apapun. Persis seperti apa yang dia janjikan di awal pelantikan yang akan membubarkan Pertamina jika tidak untung meskipun merem," kata Dian.
Dian pun juga menilai bahwa Ahok gagal menjalankan amanat Presiden Jokowi untuk membenahi Pertamina. Apalagi, Jokowi bermimpi untuk menjadikan Pertamina mengangkangi capaian perusahaan minyak Negari Jiran, Petronas.
Selain itu, kata Dian, Ahok juga akan dianggap tidak mengeluarkan seluruh energi dan kemampuan sesungguhnya selama di Pertamina, layaknya saat memimpin DKI Jakarta.
"Jika demikian, ada baiknya, Ahok memikirkan kembali ke trek dan habitat awal dia menjadi tokoh di negeri ini. Kembali menjadi politisi. Misalnya, mengarungi kembali Pilkada DKI,” tuturnya.[rmol]