Abaikan Kondisi Pandemi, Warga Malah Bikin Lomba Panjat Pinang Waria

Abaikan Kondisi Pandemi, Warga Malah Bikin Lomba Panjat Pinang Waria

Gelora Media
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Sejumlah waria mengikuti panjat pinang di Desa Singocandi Kecamatan Kota, Kudus. Aksi para waria itu sengaja didatangkan warga untuk membuat hiburan, mengabaikan anjuran Pemkab agar warga meniadakan semua acara yang berpotensi mengumpulkan massa.

Pantauan detikcom, puluhan warga berbondong-bondong menyaksikan panjat pinang di lapangan desa setempat, Senin (17/8/2020). Setiap aksi waria yang memanjat pinang menjadi tawa yang menyaksikan.

Ketua Panitia Panjat Pinang, Eko Pujianto menjelaskan panjat pinang ini dalam rangka HUT Kemerdekaan ke-75. Uniknya tahun ini pesertanya adalah waria. Menurutnya, warga yang menyaksikan menerapkan protokol kesehatan, seperti memakai masker dan berjaga jarak.

"Panjat pinang ini dalam 17 Agustus 2020," kata Eko saat ditemui di lokasi, Senin (17/8/2020).


Eko menjelaskan peserta panjat pinang tahun ini terasa berbeda. Panjat pinang pesertanya adalah para waria. Menurutnya peserta waria karena dirasa lebih menghibur masyarakat setempat.

"Peserta kita coba para waria, karena sebelumnya tidak ada, maka tahun ini kita coba pesertanya waria," jelas Eko. "Ada lima peserta dalam satu tim, karena ini sifatnya hiburan bagi warga," sambung Eko.

Dari pantia telah menyediakan sejumlah hadiah. Seperti pakaian, jajan, hingga ada pisang satu tundun. Jika diuangkan hadiah sebesar Rp 1 juta.

"Ada hadiah pakaian, pisang, itu dipasang di atas batang bambu. Hadiahnya kalau diuangkan sebesar Rp 1 juta," jelasnya.

Salah satu warga Vivi Erlitasari (22) warga mengaku terhibur adanya aksi para waria memanjat pinang. Setiap kali aksi membuat dia tertawa.

"Ya lucu lebih semarak, tahun lalu biasa, peserta waria baru tahun ini. Lucunya warianya saat naik panjat pinang, itu lucu," kata Vivi.

Salah satu peserta waria, Tata Veronika mengatakan dia bersama teman-temannya sering dipanggil warga untuk lomba, mulai panjat pinang hingga sepak bola. Setiap kali main ditarif Rp 1,5 juta hingga Rp 3 juta.

"Ini sifatnya tanggapan (diundang mengisi hiburan), biasanya ada warga yang memang memanggil, ada panjat pinang dan ada yang sepak bola," kata dia.

"Biasanya ramai, tahun lalu 10 kali, tapi tahun ini hanya empat tanggapan," tambah Tata.

Terpisah, Plt Bupati Kudus HM Hartopo mengatakan kegiatan yang mengundang massa dan menimbulkan keramaian memiliki resiko cukup tinggi agar semaksimal mungkin dikurangi.
"Biasanya tiap Agustusan, ada kegiatan masyarakat, seperti lomba-lomba, tirakatan, maupun lainnya yang bisa menimbulkan keramaian. Maka, kegiatan ini harus dikurangi. Bahkan, kalau bisa untuk sementara ditiadakan," jelasnya dalam keterangan tertulis.

Sementara itu, sebelumnya Kepala Dinas Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Kudus, Harso Widodo mengatakan terkait dengan perlombaan acara 17 Agustus di Kudus diimbau ditiadakan. Ini dikarenakan kondisi Kudus yang rawan terjadi penularan virus Corona atau COVID-19.

"Lomba upacara (dalam rangka HUT Kemerdekaan Indonesia) sarannya seyogianya untuk tidak dilaksanakan, kegiatan (lomba) yang akan mengumpulkan warga masyarakat yang jumlahnya banyak, jangan dilaksanakan," kata Harso Widodo.

Harso mengatakan, pemerintah daerah telah melakukan rapat terkait HUT Kemerdekaan ke-75 RI. Pemkab mengimbau agar masyarakat melaksanakan di rumah masing-masing. Apalagi, kata Harso Kudus masih rawan terjadi penularan virus Corona.(rmol)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita