GELORA.CO - Puluhan orang yang mengatasnamakan Forum Pemuda dan Mahasiswa Kendari kembali menggelar demonstrasi penolakan kedatangan tenaga kerja asing (TKA) China di Kantor Imigrasi Kelas IA Kendari, Selasa (7/7).
Selain menggelar orasi dan membakar ban bekas di depan pintu masuk kantor, massa juga melemparkan kotoran sapi dan telur busuk ke halaman kantor Imigrasi.
Koordinator aksi Awal Rafiul mengatakan aksi ini sebagai bentuk protes mereka terhadap Kantor Imigrasi Kelas IA Kendari. Pasalnya Imigras menurut Rafiul tidak transparan terkait kedatangan TKA China pada dua gelombang sebelumnya.
"Kami jelas menolak kedatangan TKA China karena kami anggap mereka tidak memenuhi syarat sebagai tenaga ahli," kata Rafiul.
Apalagi menurutnya para TKA tersebut datang ke Sultra dengan mengantongi bisa kunjungan atau visa B211.
Para pekerja ini diketahui bekerja di industri pemurnian nikel di Morosi Kabupaten Konawe sebagai tenaga ahli.
Harusnya, menurut dia, sebelum datang ke Indonesia dengan status tenaga ahli, harusnya mengantongi visa 312 atau visa kerja.
"Jika menggunakan visa B211 maka ada kerugian bagi daerah dan kami anggap mereka ini semua ilegal," jelasnya.
Ia juga mengaku aneh dengan sikap Imigrasi yang terkesan mengistimewakan para TKA ini. Sebab, sebulan setelah tiba di Indonesia, baru mendapatkan visa 312.
Harusnya, kata dia, mereka ini lebih dulu dideportasi ke negara asalnya sebelum dialihkan visanya dari 211 menjadi visa 312.
Lihat juga: Kemenaker Sebut Kedatangan 500 TKA China Sebagai Investasi
Menurut Rafiul, penggunaan visa 211 juga diberikan kepada 500 TKA China yang didatangkan bergelombang. Sebab, kata dia, tidak mungkin 500 TKA itu semua ahli.
"Kalau ahli, berarti sudah ada transfer pengetahuan selama ini. Buktinya, perusahaan selalu mendatangkan TKA dengan jumlah banyak. Berarti transfer pengetahuan tidak berjalan kepada tenaga kerja lokal," sambungnya.
Ia juga menyebut, kedatangan mereka ke Kantor Imigrasi Kelas IA Kendari untuk kesekian kalinya hanya meminta pihak Imigrasi konsisten dengan janjinya menunda sementara kedatangan TKA China.
Berdasarkan pantauan, massa mencoba menerobos masuk di Kantor Imigrasi Kendari yang dijaga aparat kepolisian. Namun upaya itu gagal setelah dihalau aparat.
Sebagai bentuk luapan kekecewaan, massa membakar ban bekas di pintu masuk Kantor dan melemparkan kotoran sapi dan telur busuk ke arah aparat.
Hal ini memicu keributan dan saling dorong antara mahasiswa dan aparat di pintu masuk kantor.
Sebelumnya, sebanyak 216 TKA China telah didatangkan dalam dua gelombang. Pada gelombang pertama, Selasa (23/6) sebanyak 156 TKA asal negeri tirai bambu tiba di Bandara Haluoleo. Kemudian pada gelombang kedua, Selasa (30/6) sebanyak 105 orang.
Rencananya, TKA China gelombang ketiga akan tiba hari ini, Selasa (7/7) akan tiba ratusan TKA China.
External Affair Manager PT Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI) Indrayanto mengaku, belum mengetahui jumlah pasti kedatangan TKA China gelombang ketiga ini.
"Sesuai dengan scedule tidak ada perubahan. Sekitar 100 lebih," katanya.
Ia mengaku, kedatangan TKA China bisa jadi empat tahap karena mempertimbangkan kondisi di lapangan utamanya kesehatan para TKA.
"Saya belum dapat informasi (jumlahnya). Tergantung berapa jumlahnya," jelasnya.
Ia mengaku, saat ini TKA China masih berada di Ghuangzhou China dan akan terbang ke Malaysia kemudian masuk Indonesia lewat Bandara Sam Ratulangi Manado dan mendarat di Bandara Haluoleo esoknya.
Indra menyebut, sebanyak 156 TKA China yang datang pada gelombang pertama, sementara dikarantina dan sudah diperiksa oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP).
"Tadi orang KKP mengecek langsung orang pertama kemarin," jelasnya.
Pemeriksaan kesehatan terhadap TKA ini, lanjut dia, bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe. Seluruh TKA diperiksa seluruh kesehatannya mulai dari covid-19 hingga penyakit menular lainnya.
Ia menuturkan, seluruh TKA yang datang ini sudah mengantongi administrasi termasuk visa 312 sebagai syarat mereka untuk masuk bekerja di Indonesia.
"Sebelum dia berangkat ada syarat-syarat dipenuhi. Di Nakertrans sudah ada semua itu," kata Indrayanto. ,(*)