GELORA.CO - Kota Solo menjadi sorotan di antara pilkada lain yang digelar serentak di tahun 2020. Ini lantaran putra sulung Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka akan ikut bertarung memperebutkan kursi yang dulu pernah diduduki bapaknya.
Namun sorotan tidak hanya pada kehadiran putra Jokowi, melainkan adanya prediksi Gibran maju tanpa lawan. Ini mengingat porsi kursi di DPRD dan peta politik Solo yang sulit untuk menghadirkan sang lawan.
Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera pun menyayangkan jika proses demokrasi tidak sempurna terjadi di Solo. Artinya, Gibran bertarung melawan kotak kosong, bukan melawan pasangan lain.
“Tentu demokrasi itu identik dengan kompetisi, tidak ada kompetisi itu orang melawan kotak kosong,” tegasnya dalam acara Diskusi Forum Legislasi bertema “UU Pilkada dan Kekhawatiran Menguatnya Dinasti Politik” di Media Center DPR RI, Senayan, Selasa (28/7).
“Itu bukan demokrasi, mestinya orang lawan orang. Karena, kontestasi karya dan gagasan,” sindir Mardani.
PKS sendiri berencana mengusung tokoh baru untuk menjadi rival Gibran. Namun masih harus menggandeng minimal tiga parpol untuk dapat memenuhi ambang batas sebanyak 9 kursi dari 45 kursi yang ada. Di mana 30 kursi PDIP sudah diserahkan untuk rekomendasi Gibran.
Menurutnya, dengan adanya beberapa calon dalam gelaran Pilkada Serentak 2020 justru malah memberikan ruang untuk berkompetisi secara sehat.
“Walaupun sekarang begini perlu digarisbawahi, ketika kita punya tiga, empat mereka tidak sedang bermusuhan mereka sedang berkompetisi. Mereka adalah suatu anak bangsa yang sama-sama mencintai negeri,” katanya.
Oleh karena itu, PKS membuka diri dengan partai lain agar tidak ada gelaran pilkada paslonnya hanya melawan kotak kosong.
“Sikap PKS terbuka berkoalisi dengan semua. Karena, kita menganggap semua partai punya tujuan yang sama mencintai negeri,” tutupnya. []