GELORA.CO - Mesir memperingatkan warganya untuk tidak mengkritik soal virus corona atau apa pun yang terkait pemerintahan. Lewat penangkapan terhadap 10 dokter dan enam wartawan sejak awal pandemik, administrator seolah memberikan sinyalnya agar warga tetap diam.
Kelompok hak asasi menyampaikan bahwa, seorang dokter ditangkap setelah menulis artikel tentang sistem kesehatan Mesir yang rapuh. Seorang apoteker tiba-tiba dijemput paksa dari tempatnya bekerja tak lama setelah ia memposting keluhan kurangnya alat pelindung bagi para petugas medis. Kemudian, seorang editor diangkut dari rumahnya setelah melakukan investigasi angka resmi kasus virus corona di negara itu.
Badan keamanan-keamanan negara itu mencoba membungkam kritikan terhadap pemerintah Presiden Abdul Fattah al-Sisi. Kelompok hak asasi manusia melaporkan, sejak Mesir mendeteksi kasus pertama virus Corona bulan Februari lalu setidaknya sudah 10 dokter dan enam jurnalis yang ditangkap. Petugas kesehatan mengatakan mereka sudah diperingatkan untuk tetap diam atau akan mendapatkan hukum.
Seorang koresponden asing lari dari Mesir karena takut ditangkap. Dua orang lainnya ditegur keras dengan alasan 'melanggar profesionalitas'.
Petugas kesehatan lainnya mengatakan mereka telah diperingatkan oleh administrator untuk tetap diam atau menghadapi hukuman. Seorang koresponden asing telah meninggalkan negara itu, takut ditangkap, dan dua lainnya ditegur karena 'pelanggaran profesional', dikutip dari AP, Senin (6/7).
Ketika pihak berwenang Mesir memerangi virus corona, badan-badan keamanan berusaha membungkam kritikan tentang pemerintahan Abdel Fattah al Sisi.
Angka kasus virus corona melonjak di negara berpenduduk 100 juta jiwa itu. Rumah sakit mulai kewalahan menangani pasien yang membludak. Hingga Senin, Kementerian Kesehatan mencatat angka kasus sebanyak 76.253 terinfeksi, dan 3.343 angka kematian.
"Setiap hari saya pergi kerja, saya mengorbankan diri saya dan seluruh keluarga saya," kata dokter yang berada di garis depan penanggulangan pandemik virus corona di Mesir.
Ketika terjadi unjuk rasa besar-besaran pada 2013, Al-Sisi yang saat itu menteri pertahanan, menyingkirkan presiden pertama Mesir yang dipilih secara demokratis Muhammad Mursi dari jabatannya. Sejak saat itu al-Sisi menyingkirkan musuh-musuh politiknya, baik dari kalangan Islam maupun sekuler.
Tidak hanya menangkap aktivis dan jurnalis, pemerintahan Al-Sisi juga menangkap penari perut. Kini ia berusaha membungkam para dokter yang menyuarakan kurangnya alat pelindung diri atau mempertanyakan angka kasus positif yang diumumkan pemerintah.
Seorang petugas pers pemerintah tidak mau menanggapi pertanyaan soal penangkapan dokter dan jurnalis. Ia malah mengatakan, beberapa minggu terakhir, pihak berwenang telah menyiapkan pasokan medis dan persiapan perawatan untuk pasien.
Militer telah mendirikan rumah sakit lapangan dengan 4.000 tempat tidur, meningkatkan tes Covid-19, dan memerintahkan perusahaan untuk membuat masker wajah dan persediaan lainnya.
Namun, di media sosial, petugas kesehatan memberikan sinyal bahwa mereka terpaksa membeli masker bedah dengan gaji mereka yang sedikit.
Bulan lalu, serikat pekerja merilis surat kepada jaksa penuntut umum menuntut pembebasan para dokter yang ditahan karena mengekspresikan pendapat tentang tanggapan virus.
Seorang pekerja kesehatan, Mohamed el Fawal, masuk sel tahanan pada pekan lalu setelah menulis postingan tuntutan agar perdana menteri meminta maaf atas komentarnya yang menyalahkan petugas kesehatan atas lonjakan kematian. (Rmol)