Oleh:Wenry Anshory Putra
PEMERINTAHAN Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden KH Maruf Amin, jangan menyepelekan mundurnya Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Pengurus Pusat Muhammadiyah dan Lembaga Pendidikan Maarif Nahdlatul Ulama (LP Maarif NU) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama dari Program Organisasi Penggerak (POP) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Mundurnya kedua organisasi besar yang berpengaruh tersebut tentunya memunculkan pertanyaan besar, ada apa di balik POP Kemendikbud yang menjadi program pendidikan nasional ini?
Tidak mungkin Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama memilih mundur bila tidak ditemukan permasalahan yang serius, apalagi kaitannya dengan pendidikan nasional.
Dalam permasalahan ini Mendikbud Nadiem Makarim tidak boleh melupakan sejarah panjang perjuangan para pendiri bangsa kita.
Dalam bidang pendidikan, organisasi Muhammadiyah yang didirikan oleh KH Ahmad Dahlan pada 18 November 1912 di Yogyakarta ini, memiliki peran sangat besar dalam merintis pendidikan modern.
Begitu pula dengan organisasi besar Nahdlatul Ulama yang didirikan oleh KH Hasyim Asyari pada 31 Januari 1926 di Surabaya ini, juga memiliki peran yang sangat besar.
Bagi Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama, pendidikan adalah jalan utama dalam membentuk putra-putri bangsa yang berkualitas dan berakhlaq.
Seorang Mendikbud haruslah orang yang telah teruji pengabdiannya di dunia pendidikan, bukan orang yang orientasinya mengejar keuntungan materi.
Oleh karena itu, demi menyelamatkan pendidikan bangsa, kami mendesak Presiden Joko Widodo untuk mencopot Mendikbud Nadiem Makarim.
(Jurubicara Front Aksi Mahasiswa Indonesia (FAM Indonesia)(Rmol)