Raja berusia 91 tahun ini menderita peradangan kantung empedu. Namun sayangnya tak ada detil soal kondisinya.
Hal ini menimbulkan banyak spekulasi, termasuk apakah beliau akan segera turun tahta. Namun isu itu dibantah Arab Saudi.
"Tidak ada kemungkinan apapun bahwa raja akan turun tahta," ujar seorang pejabat yang enggan dituliskan namanya, sebagaimana dikutip AFP dari Bloomberg.
Narasumber itu menambahkan raja kerajaan biasanya bisa tetap berkuasa meski kesehatannya buruk. "Bahkan ketika hal itu mencegah mereka melaksanakan tanggung jawab mereka," ujarnya lagi.
Sebelumnya Raja Salman menghabiskan 2,5 tahun sebagai putra mahkota dan deputi perdana menteri sejak Juni 2012 sebelum menjadi raja. Ia juga pernah bertugas sebagai gubernur Riyadh selama 50 tahun.
Saat ini Saudi telah menunjuk putra mahkota baru yakni Mohammed bin Salman sebagai penggantinya, jika sesuatu terjadi. MBS, begitu ia dikenal gencar melakukan reformasi pada Arab.
Namun ditunjuknya MBS sebagai calon penerus bukan tanpa kritikan. Sejumlah kontroversi akan sosok MBS hadir sejak ia ditunjuk sebagai penerus di 2017.
"Itu termasuk pembunuhan brutal di Oktober 2018, terhadap orang yang mengkritiknya Jaman Lhashoggi oleh agen-agen Saudi di konsulat kerajaan di Istambul," tulis AFP. (*)