Demikian laporan dari Departement Perdagangan AS yang baru dirilis, Kamis (30/7/2020) dilansir langsung dari CNBC International.
Kontraksi tajam terjadi dalam konsumsi, ekspor, hingga investasi dan pengeluaran pemerintah. Terlihat, pengeluaran yang tergelincir cukup dalam adalah health care atau kesehatan dan barang-barang seperti pakaian dan alas kaki.
Sementara penurunan investasi terdalam diakibatkan oleh loyonya sektor otomotif.
Berikut rincian PDB AS :
PDB
Kuartal I-2020 Vs Kuartal II-2020 : -5% Vs -32,9% (q to q)
Konsumsi
Kuartal I Vs Kuartal II-2020 : -6,8% Vs -34,6%
Kontraksi ini menegaskan kekhawatiran berlebih pada pandemi Covid-19. Kontraksi negatif 32,9% ini merupakan kejatuhan terburuk yang pernah terjadi, berdasarkan data Biro Analisis Ekonomi. Sebelum pandemi Covid-19, PDB AS yang terburuk pernah tercatat pada kuartal pertama tahun 1958, ketika itu PDB turun -10,0% secara tahunan.
Sementara jika menarik garis PDB pasca perang dunia ke II pada 1939-1945, kontraksi di kuartal II-2020 ini merupakan yang terburuk.
Di kuartal I-2020 AS juga alami kontraksi sebesar 5,0%. (*)