GELORA.CO - Pemerintah kembali mengumumkan perkembangan kasus positif virus Corona (COVID-19) di Indonesia. Per hari ini, ada penambahan 1.671 kasus positif Corona, sehingga total menjadi 74.018 kasus.
"Kita telah melakukan pemeriksaan spesimen sebanyak 23.310 spesimen, sehingga total spesimen yang kita periksa saat ini adalah 1.038.988 spesimen. Dari pemeriksaan spesimen ini kita dapatkan kembali kasus konfirmasi positif COVID-19 sebanyak 1.671 orang, sehingga totalnya adalah menjadi 74.018 orang," kata juru bicara pemerintah terkait penanganan COVID-19, dr Achmad Yurianto, dalam akun YouTube BNPB, Sabtu (11/7/2020).
Dari kasus positif yang didapatkan hari ini, Jawa Timur menjadi provinsi yang melaporkan angka kasus tertinggi, yakni 409 kasus baru dan melaporkan 318 kasus sembuh. Kedua, DKI Jakarta sebanyak 378 kasus baru dan 215 sembuh.
Sementara itu, anggota Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Nasional Percepatan untuk Penanganan COVID-19 dr Reisa Broto Asmoro mengingatkan masyarakat akan penting menerapkan protokol kesehatan dalam adaptasi kebiasaan baru. Menurutnya, ada beberapa hal positif bagi Indonesia ke depan jika kebiasaan baru untuk selalu hidup sehat diterapkan dari sekarang.
"Bapak ibu orang tua mari kita menatap masa depan setelah pandemi, setelah budaya sehat semakin menjadi bagian dari jatidiri kita. Visi Indonesia yang kita idam-idamkan. Oleh karena itu, seluruh lapisan masyarakat harus bergerak aktif sebagai bagian dari tanggung jawab bersama menuju Indonesia yang lebih baik, Indonesia yang lebih tangguh," katanya
Berikut ini pernyataan lengkap pemerintah terkait Corona pada 11 Juli 2020:
dr Reisa Broto Asmoro
Selamat sore saudara-saudari. Sejak Presiden Joko Widodo mengumumkan kasus positif COVID-19 di Indonesia pada 2 Maret 2020 seluruh provinsi yang ada di Indonesia mencatatkan kasus di wilayah mereka. Berita baiknya beberapa provinsi berhasil menekan angka penyebaran, mencatatkan kasus 0 dan bahkan ada yang melaporkan 100 persen tingkat kesembuhan. Tapi saudara saudari provinsi-provinsi tersebut tidak melupakan penerapan protokol kesehatan dalam keseharian mereka, wilayah ini melakukan transisi lebih cepat dalam beradaptasi dengan kebudayaan baru. Namun masih ada wilayah yang sedang berjuang keras menekan penambahan angka kasus mengutip dari laporan Kemenko Pembangunan Masyarakat dan Kebudayaan (Menko PMK) setidaknya ada beberapa kondisi masyarakat Indonesia di tengah pandemi COVID-19.
1. Masyarakat yang terdampak kesehatannya sehingga harus dirawat dan harus berupaya pulih.
2. Masyarakat yang tidak kena dampak kesehatan namun tidak banyak terpengaruh secara ekonomi, mereka memilih membatasi kegiatan di luar rumah.
3. Ada juga masyarakat yang terdampak secara ekonomi, namun tidak terdampak kondisi kesehatannya. Mereka kehilangan sumber pendapatan dan kenyataan ini memaksa mereka keluar rumah, berjuang kembali mendapatkan sumber pendapatannya kembali.
Beginilah kenyataan yang kita hadapi sebagai bangsa yang besar dan beragam baik beragam budayanya bahkan ikut beragam juga tingkat risiko kesehatan dan risiko penularan COVID-19. Ratusan juta orang Indonesia terutama yang berada di wilayah risiko rendah memilih beradaptasi dengan kebiasaan baru, mematuhi protokol kesehatan termasuk menjaga jarak, memakai masker dan mencuci tangan sesering mungkin. Lalu memeriksakan kesehatan dengan rutin, menjaga stamina dan memastikan asupan gizi berimbang dan bahkan membatasi kegiatan yang nonproduktif atau tidak mendesak.
Saudara-saudari, apa untungnya kita patuhi dan disiplin melakukan berbagai tantangan protokol kesehatan tersebut? Meski kita tinggal di wilayah yang hijau atau yang rendah risiko. Menurut Dr Kartini Sharir, antropolog dan penasehat Kementerian Luar Negeri memang beradaptasi dengan kebiasaan baru bukan hal yang mudah dan tentunya akan membutuhkan waktu, apalagi apabila bertujuan untuk mengubah perilaku dan budaya masyarakat Indonesia. Namun ada 5 hal sisi positif yang akan kita rasakan dalam budaya Indonesia apabila penerapan protokol-protokol kesehatan menjadi prilaku sehari-hari.
1. Prilaku hidup bersih dan higienis atau gaya hidup yang lebih sehat akan jadi budaya bangsa. Hal ini dapat mengurangi beban penyakit di masyarakat.
2. Digitalisasi dan konektivitas Indonesia akan lebih tinggi. Negara yang punya 13 ribu pulau ini akan memprioritaskan komunikasi dengan digital. Oleh karena itu penyedia layanan akan berlomba menyediakan yang terbaik dengan jangkauan yang luas. Bahkan konsultasi kesehatan akan mengutamakan tele medicine. Masyarakat baru saja akan beradaptasi dan lebih cepat pada perkembangan teknologi. Pada saat PSBB diberlakukan kini kebiasaan komunikasi dan berkumpul di dunia maya tersebut sudah semakin membudaya.
3. Dunia yang lebih ramah lingkungan. Kini kita membatasi penerbangan yang jarak jauh, yang tinggi emisi karbon bahkan mulai bersepeda kembali yang menjadi trend positif. Dalam beberapa waktu kita lihat langit kota kembali biru dan udara lebih segar dari beberapa tahun lalu. Maka saudara-saudari adaptasi kebiasaan baru apabila sukses kita budayakan akan menghadirkan bukan hanya zona hijau yang minum penularan, tapi suasana segar nan hijau di perkotaan.
4. Tentunya penduduk yang makin sehat, lingkungan yang makin hijau, konektivitas tinggi yang membuat kita semakin tidak berjarak dengan saudara-saudari kita yang dari Sabang, Merauke, Nias, Rote semua akan melahirkan pembangunan yang berkelanjutan, pembangunan yang ramah masa depan.
5. Solidaritas dan gotong royong, ratusan miliar telah dikumpulkan, puluhan ribu relawan bekerja dan ribuan dokter siap siaga 24 jam untuk memastikan COVID-19 tidak merajalela. Dari kader desa sampai dengan gugus tugas daerah semua bergerak untuk memastikan kita menjaga keselamatan orang lain. Karena itu juga berarti keselamatan kita.
Untuk kesekian kalinya bangsa Indonesia menunjukkan jiwa kemanusiaannya lewat gotong-royong yang masif di setiap tingkatan masyarakat. Bapak ibu orang tua mari kita menatap masa depan setelah pandemi, setelah budaya sehat semakin menjadi bagian dari jatidiri kita, visi Indonesia yang kita idam-idamkan. Oleh karena itu, seluruh lapisan masyarakat harus bergerak aktif sebagai bagian dari tanggung jawab bersama menuju Indonesia yang lebih baik, Indonesia yang lebih tangguh, kita pasti bisa. Salam sehat dari saya, untuk selanjutnya saya persilakan Bapak Achmad Yurianto menyampaikan kinerja data hari ini.
dr Achmad Yurianto
Saudara-saudara hari ini kami akan kembali menyampaikan kinerja data di bidang kesehatan yang kita himpun sejak pukul 12.00 WIB kemarin sampai dengan saat ini.
Kita telah melakukan pemeriksaan spesimen sebanyak 23.310 spesimen, sehingga total spesimen yang kita periksa saat ini adalah 1.038.988 spesimen. Dari pemeriksaan spesimen ini kita dapatkan kembali kasus konfirmasi positif COVID-19 sebanyak 1.671 orang, sehingga totalnya adalah menjadi 74.018 orang.
Kalau kita lihat sejarahnya dari kasus positif yang kita dapatkan hari ini adalah sebagai berikut: Jawa Timur melaporkan 409 kasus baru, namun melaporkan sembuh sebanyak 318 orang. Kemudian DKI Jakarta melaporkan kasus baru 378 orang kasus baru dan 215 sembuh. Sulawesi Selatan 180 kasus baru dan 176 sembuh. Jawa Tengah 100 kasus baru dan 50 sembuh, Sumatera Utara 87 kasus baru dan 16 sembuh. Kalimantan Selatan 79 kasus baru dan 75 sembuh, Jawa Barat 73 kasus baru dan 28 sembuh.
Hari ini 18 provinsi melaporkan kasus baru di bawah 10, dan 6 provinsi tanpa ada kasus baru sama sekali yaitu Jambi, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Sulawesi Tengah, Lampung, NTT. Kasus sembuh yang kita dapatkan sampai dengan hari ini akumulasinya adalah 1.190 orang, sehingga total sembuh menjadi 34.719 orang. Kasus meninggal bertambah 66 orang, sehingga menjadi 3.535 orang. Telah 460 kabupaten kota yang terdampak di 34 provinsi. Kasus ODP yang masih kita pantau sebanyak 34.887 orang dan PDP yang masih kita pantau 13.752 orang.
Saudara-saudara mari kita sadari bahwa dari penelitian yang terus berlangsung yang dilaksanakan oleh para ahli sekarang terlihat bahwa salah satu faktor yang paling menyumbang kasus positif terbanyak adalah ketidakdisiplinan menggunakan masker. Ini menjadi penting, oleh karena itu kami mengingatkan kembali gunakan masker yang nyaman untuk kita pakai, masker kain sebenarnya memiliki kualitas yang cukup bagus. Namun apabila desainnya terlalu ketat menutup hidung ini juga membuat tidak nyaman. Kemudian masker kertas atau masker yang sering digunakan oleh tenaga medis itu juga menjadi salah satu contoh masker yang bisa digunakan. Saat ini kita sudah bisa mendapatkan di mana-mana dengan mudah. Oleh karena itu gunakan masker menjadi penting.
Kami mengibaratkan penggunaan face shield tanpa menggunakan masker, ibarat orang yang hanya menggunakan payung yang bisa melindungi dari tetesan air dari atas tapi tidak melindungi dari samping. Oleh karena itu tetap gunakan masker sebagai pengaman. Ibaratnya adalah menggunakan jas hujan yang penuh sehingga bukan hanya tetesan air dari atas, dari samping pun juga bisa kita hindari. Oleh karena itu saudara-saudara sekalian sekali lagi menggunakan masker menjadi yang penting. Gunakan masker yang nyaman untuk kita agar kita bisa menggunakannya dengan benar.
Kami melihat banyak sekali yang menggunakan masker kain yang di desain terlalu tebal, sehingga akhirnya tidak nyaman untuk bernapas. Atau menggunakan bahan elastis yang kemudian terlalu menekan hidung. Ini pun juga tidak nyaman digunakan, sehingga sering kali penggunanya menurunkan masker hanya menutup mulut dengan alasan tidak bisa bernapas. Oleh karena itu gunakan yang benar. Buatlah desain yang baik agar tidak menutup hidung dan mulut secara ketat namun mampu melindungi keseluruhannya dengan baik. Apakah dengan menggunakan masker kain atau menggunakan masker kertas, masker bedah atau masker yang dipakai medis silakan.
Pada prinsipnya ini yang menjadi beberapa hal yang kami amati menjadi sumber tertularnya seseorang karena tidak disiplin menggunakan masker dengan baik. Dengan berbagai alasan termasuk alasan tidak nyaman dengan maskernya. Oleh karena itu saudara-saudara sekalian silakan gunakan masker yang nyaman yang bisa Anda dapatkan dengan mudah namun betul-betul mampu melindungi saluran napas kita hidung dan mulut dengan baik. Dengan cara ini maka kita akan bisa mengendalikan semuanya.
Beberapa ahli mengatakan bahwa mikrodroplet, droplets yang kecil itu bisa kita ibaratkan seperti airosol, seperti semprotan obat nyamuk misalnya. Dia akan melayang-layang di udara untuk waktu yang cukup lama apabila ruangan ini tertutup tidak ada ventilasi dan sirkulasi udara tidak berlangsung dengan baik. Selama itu lah dia akan berada di situ. Oleh karena itu pelihara ruangan kita dengan ventilasi yang maksimal, pergerakan udara yang baik sehingga kalau di ruangan itu kita temukan droplets orang yang positif akan dengan cepat bisa dikeluarkan dari ruangan itu dengan aliran udara yang baik. Gunakan masker menjadi kunci yang penting, kita secara signifikan melihat bahwa pada kasus dengan penularan yang tinggi ditandai dengan rendahnya kesadaran untuk menggunakan masker dengan benar. Kami mencoba bertanya mengapa tidak menggunakan masker sebagian besar mengatakan tidak nyaman, karena desain yang tidak baik. Oleh karena itu mari kita bisa memilih kita bisa menginovasi desain yang terbaik agar kita tetap menggunakan masker dan aman dari COVID-19.
Saudara-saudara ini upaya yang harus kita lakukan karena kalau kita tidak maka provinsi-provinsi yang masih tinggi angka kenaikan kasusnya akan semakin lambat untuk bisa kita kendalikan. Menyusul provinsi yang lain yang sekarang sudah relatif terkendali. Kita bisa melakukan ini secara bersama-sama, pasti kita bisa, terima kasih selamat sore.(dtk)