GELORA.CO -Warung es tebu dengan penjualnya yang berparas cantik sudah menjamur di Jalan Raya Bypass Mojokerto. Namun tuntutan berpenampilan cantik untuk menarik pembeli ternyata tak sebanding dengan penghasilan yang mereka terima.
Fenomena penjual es tebu cantik ini mudah dijumpai di Bypass Mojokerto antara simpang 4 Mertex di Desa Lengkong, Kecamatan Mojoanyar sampai tugu perbatasan wilayah Kota dengan Kabupaten Mojokerto. Di sepanjang kanan dan kiri jalan nasional ini setidaknya terdapat 18 warung es tebu.
Setiap warung dijaga 1-2 perempuan cantik. Keberadaan para perempuan ini menjadi magnet bagi para pengguna jalan. Usia mereka ada yang sudah dewasa, ada pula yang masih 16-17 tahun.
Selalu berpenampilan cantik sudah menjadi tuntutan untuk menarik pembeli. Terlebih lagi, warung-warung es tebu ini bersaing satu sama lain. Ternyata, penghasilan yang diterima para perempuan tersebut tidak sebanding dengan penampilan yang harus mereka jaga.
Seperti yang dikatakan SK, penjual es tebu di Jalan Bypass Mojokerto. Gadis cantik berusia 16 tahun ini mengaku hanya dibayar Rp 40.000 sehari. Dia harus bekerja mulai pukul 09.00 sampai 17.00 WIB.
"Kalau warung tutup langsung dibayar Rp 40.000. Saya bagi dengan teman saya yang menemani. Saya terima Rp 20.000," kata siswi kelas XI SMK di Kota Mojokerto ini kepada wartawan di tempatnya berjualan, Kamis (2/7/2020).
Pekerjaan SK di warung es tebu memang tidak terlalu berat. Tugasnya hanya melayani pembeli. Yaitu menuangkan es batu dan sari tebu ke dalam gelas, serta mencuci gelas-gelas kotor. Sementara menggiling tebu menjadi tugas pemilik warung.
"Daripada libur sekolah menganggur, lebih baik saya kerja begini. Lumayan hasilnya buat jajan saya sendiri," terang gadis asal Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto ini.
Sesiliya Artalita Wijaya (17) juga mengaku mendapatkan upah yang sama dari berjualan es tebu di warung Jalan Bypass Mojokerto. Gadis berparas imut warga Kelurahan Kedundung, Kecamatan Magersari ini menerima Rp 40.000 per hari dari pemilik warung.
"Upah yang saya terima Rp 40.000 sehari," ungkapnya.
Hanya saja, Sesiliya kadang kala mendapatkan penghasilan tambahan. Yaitu dari kebaikan para pembeli. Dia mengaku memberikan sebagian penghasilannya kepada orang tuanya.
"Kadang ada yang minta nomor WA (WhatsApp) saya diberi Rp 50.000-100.000. Kadang juga uang kembaliannya diberikan ke saya. Sehari saya pernah dapat Rp 200.000," jelasnya.
Omzet penjualan es tebu di warung Sisiliya Rp 100.000-200.000 per hari. Sementara pada akhir pekan bisa mencapai Rp 500.000 dalam sehari.
"Biasanya ramai pembeli pada hari Sabtu dan Minggu," tandasnya.
Meski para penjualnya berparas cantik, harga es tebu di warung-warung Bypass Mojokerto tergolong ramah di kantong. Yaitu Rp 5.000 untuk segelas es tebu. Sedangkan sari tebu kemasan botol 600 ml hanya Rp 5.000-6.000 ribu dan Rp 12.000-15.000 untuk kemasan botol 1,5 liter.(dtk)