PD: Pak Djarot Baper, Akhyar Bukan Berburu Kekuasaan

PD: Pak Djarot Baper, Akhyar Bukan Berburu Kekuasaan

Gelora Media
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Ketua DPP PDIP Bidang Ideologi dan Kaderisasi sekaligus Plt Ketua DPD PDIP Sumut Djarot Saiful Hidayat menyindir Plt Wali Kota Medan Akhyar Nasution di Pilkada Medan hanya untuk berburu kekuasaan. Akhyar yang bergabung dengan Partai Demokrat (PD) akan menghadapi koalisi mantu Presiden Jokowi.

Menanggapi sindiran tersebut, Wasekjen PD Irwan menyebut pernyataan Djarot itu biasa saja. Dia menilai Djarot hanya terbawa perasaan alias baper.

"Pernyataan Pak Djarot itu biasa saja bagi saya. Semacam baper saja, sebentar juga akan move on," kata Irwan kepada wartawan, Sabtu (25/7/2020).

"Terbawa perasaan, semacam ditinggalkan kekasih. Tetapi seperti biasa seharusnya kekasih boleh pergi tetapi hati tidak boleh kemudian membenci," sambungnya.

Dia menilai logika Djarot menyindir Akhyar berburu kekuasaan dengan bergabung ke PD di Pilkada Medan itu terbalik. Menurutnya, Akhyar justru meninggalkan kemapanan dan kekuasaan yang diraih di PDIP.

"Kalau menurut saya sih logika Pak Djarot kebalik. Pak Akhyar itu bukan berburu kekuasaan tetapi meninggalkan kemapanan dan kekuasaan yang diraihnya selama ini," ucap Irwan.

Diberitakan sebelumnya, Ketua DPP PDIP Bidang Ideologi dan Kaderisasi sekaligus Plt Ketua DPD PDIP Sumut Djarot Saiful Hidayat mengatakan berpartai sama juga bernegara. Perlu dilandasi oleh ketaatan pada konstitusi, hukum, dan etika politik.

"Kader partai harus berdisiplin dan berpolitik itu untuk pengabdian yang lebih besar, bukan untuk berburu kekuasaan politik. Karena itulah langkah pragmatis yang dilakukan Saudara Akhyar Nasution dengan pindah ke Partai Demokrat justru ditempatkan sebagai bagian konsolidasi kader," kata Djarot kepada wartawan, Sabtu (25/7).

Dalam konsolidasi tersebut, lanjut Djarot, ada kader yang lolos karena memiliki kesabaran revolusioner. Namun ada yang gagal karena ambisi kekuasaan.

"Yang bersangkutan (Akhyar) masuk pada kategori kedua. Partai akan memberikan sanksi disiplin karena anggota partai tidak boleh memiliki keanggotaan ganda dengan partai lain," ujarnya.[dtk]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita