Hal itu disampaikan Edhy dalam acara Deddy Corbuzier yang diunggah ke Youtube dengan judul ‘Nekat Nanya Lobster sama Reshuffle ke Edhy Prabowo’. Bagi Edhy, sosok Presiden Jokowi bukan pertama kali ia kenali saat dipercaya menjadi Menteri Kabinet Indonesia Maju 2019-2024. Tetapi ketika maju dalam Pilkada Gubernur DKI Jakarta pada 2012.
“Saya waktu Pak Jokowi jadi gubernur DKI, kan saya tim sukses Pak Jokowi juga,” kata Edhy dikutip pada Rabu, 22 Juli 2020. Saat itu, Gerindra dan PDIP berkoalisi, mengusung duet Jokowi-Basuki Tjahaja Purnama.
Menurut Edhy, Presiden Jokowi orangnya tidak neko-neko alias apa adanya dan simpel. Hal itu dilihat Edhy saat menjadi anak buahnya Presiden Jokowi di kabinet saat ini.
Ia mencontohkan soal pengurusan izin yang begitu lama, berbelit-belit hingga makan waktu tahunan. Padahal, kata Edhy, ketika Presiden Jokowi ke luar negeri itu mengurus izin bisa cuma satu jam. Kecepatan itu yang diinginkan Jokowi dan terus ia dorong.
“Saya bisa urus izin sejam kata Beliau waktu di luar negeri, kok di sini sampai bertahun-tahun, pengawasannya pun tidak jelas. Izinnya susah, tapi ngawasin tidak ada. Kenapa tidak izin itu kaya komitmen saja, surat, tanda tangan baru dilengkapi izin-izin, dikasih izin, simpel,” ujar politikus Partai Gerindra itu.
Selain itu, Edhy melihat Presiden Jokowi juga orang yang mau mendengarkan masukan dari jajarannya. Misalnya soal beasiswa, di mana Presiden mau memutuskan beasiswa untuk anak sekolah dan kuliah.
Waktu itu, kata Edhy, ada yang mengusulkan hanya terbatas akreditasi A karena bisa cepat kerja. Tapi, Edhy ikut memberi masukan kepada Presiden Jokowi supaya merata pemberian beasiswa tersebut, tidak dibatasi hanya kampus berakreditasi A.
“Kalau akreditasi A itu hanya sekolah atau kampus di kota, daerah-daerah tidak kebagian pak. Kasihan nelayan saya, kasihan yang lain ingin sekolah, pintar tapi tidak nyambung karena kampusnya tidak dapat jatah beasiswa. Jadi saran saya pak, ini sudah bagus kita pertahankan. Beliau langsung mau,” tutur dia.
Artinya, lanjut Edhy, Presiden Jokowi itu orangnya tidak mau repot tapi langsung jalan. “Menurut saya, Beliau simpel, tidak perlu berdebat, harus ada terobosan,” katanya.
Sementara itu, Edhy juga memberi penilaian terhadap sosok Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, yang juga menjabat sebagai menteri Pertahanan di kabinet Presiden Joko Widodo dan Wapres Ma'ruf Amin.
“(Pak Prabowo) Tegas, apa adanya. Orang mau ngomong apa saja tentang beliau, beliau sangat yakin itu benar, beliau jalankan, komitmen,” ujarnya.
Dengan begitu, Edhy menganggap dua orang pemimpin ini menjadi figur yang perlu dicontoh. Kembali ke Jokowi, kata Edhy, di tengah pandemi virus COVID-19, Presiden ini tidak ada istirahat.
Suatu ketika, Edhy diminta datang ke Istana Negara pukul 10.00 WIB. Padahal, Jokowi baru saja pulang kunjungan kenegaraan dari luar negeri dini hari pukul 02.00 WIB. Edhy berpikir kalau Presiden Jokowi bakal istirahat dulu. Prediksinya meleset jauh.
“Saya pikir Bapak masih istirahat dulu. Ah, masih banyak yang harus saya (Jokowi) beresin,” kata Edhy menirukan ucapan Jokowi. (*)