GELORA.CO -Amerika Serikat (AS) dan Australia tampak kompak mencari cara untuk bersatu menghadapi China. Keduanya bahkan membuka dialog tingkat tinggi di Washington.
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo dan Menteri Pertahanan Mark Esper pada Senin (27/7) kehadiran rekan-rekannya dari Australia. Mereka adalah Menteri Luar Negeri Marise Payne dan Menteri Pertahanan Linda Reynolds.
Pertemuan 2+2 tersebut akan dilangsungkan selama dua hari, mencakup konferensi pers pada Selasa (28/7), melansir AFP.
Pertemuan tersebut terjadi di tengah ketegangan antara AS dan China di berbagai bidang. Mulai dari perdagangan, teknologi, Hong Kong, hak asasi manusia, hingga Laut China Selatan dan pandemik Covid-19.
Pekan lalu, AS telah memerintahkan penutupan Konsulat Jenderal China di Houston, Texas atas tuduhan spionase. Menurut Pompeo, selama ini Barat telah menjadikan Biejing sebagai seorang "Frankenstein".
Sebagai balasan, China memerintahkan penutupan Konsulat Jenderal AS di Chengdu.
Baru-baru ini, Australia mengikuti jejak AS untuk menolak klaim Beijing atas Laut China Selatan. Selain itu, Australia juga mendukung seruan AS untuk melakukan penyelidikan internasional mengenai asal usul virus corona.
Tindakan Australia yang selalu mengikuti AS tersebut membuat China geram. Beijing telah memutuskan sejumlah tindakan balasan, khususnya dalam perdagangan. Salah satunya dengan menghentikan impor anggur dan daging dari Australia.
Hubungan persahabatan AS dan Australia bukan hanya terlihat pada hari ini. Sejak Perang Dunia I, Australia mendampingi AS berperang dalam setiap konflik besar.
Dalam sebuah pernyataan, Payne dan Reynolds mengatakan mereka akan melakukan karantina mandiri selama 14 hari setelah kembali sesuai dengan persyaratan pemerintah Australia untuk semua pelancong internasional(rmol)