Madonna Tuntut Google dan Apple Kembalikan Palestina ke dalam Peta

Madonna Tuntut Google dan Apple Kembalikan Palestina ke dalam Peta

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO -  Penyanyi, penulis lagu dan aktris Amerika, Madonna, menyatakan solidaritasnya terhadap Palestina, dalam serangkaian postingan Instagram yang memprotes penghapusan wilayah Palestina dari peta Google.

Dilansir laman middleeastmonitor.com, solidaritas Madonna dengan Palestina bertepatan dengan peluncuran petisi yang ditandatangani oleh lebih dari satu juta orang, yang menyerukan kepada Google untuk menjelaskan keputusannya tersebut.

Petisi itu mengecam Google atas fakta bahwa keputusannya membuatnya terlibat dalam pembersihan etnis Palestina oleh Pemerintah Israel. Padahal jelas-jelas Israel didirikan di tanah Palestina, tetapi Palestina tidak muncul di peta Google.

Gambar yang beredar di media sosial menunjukkan Madonna berbagi gambar peta yang dipertanyakan, dengan Palestina yang hilang. “Google dan Apple secara resmi menghapus Palestina dari peta mereka,” tulis Madonna di instagramnya.

Dalam postingan kedua, penyanyi itu mengungkapkan solidaritas terkuatnya dengan perjuangan Palestina. Artis berusia 61 tahun itu menuntut “Kembalikan Palestina ke peta” sebelum menambahkan, “#IStandWithPalestine”.

Kemudian postingan ketiga menunjukkan gambar Angela Davis, bersama dengan kutipan dari ikon gerakan Hak Sipil Amerika: “Solidaritas kulit hitam bersama Palestina memungkinkan kita untuk memahami sifat rasisme kontemporer lebih dalam.”

Davis baru-baru ini berbicara tentang mengapa perjuangan Palestina begitu penting bagi gerakan Black Lives Matter. Dia ingat bagaimana para aktivis Palestina telah lama mendukung perjuangan orang-orang kulit hitam Amerika melawan rasisme, dan bahwa ketika dia dipenjara secara salah pada 1970, solidaritas dari Palestina adalah sumber utama penghiburan baginya.

Di masa lalu, Madonna tidak tampil dengan dukungannya untuk perjuangan Palestina. Pada 2019 ia menolak untuk memboikot kontes lagu Eurovision, yang diadakan di Israel. “Saya tidak akan pernah berhenti memainkan musik yang sesuai dengan agenda politik seseorang dan saya tidak akan berhenti berbicara menentang pelanggaran hak asasi manusia di mana pun di dunia ini,” katanya dalam sebuah pernyataan saat itu. []
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita