"Sudah diinstruksikan kepada laskar brigadir di lapangan untuk ada area steril sehingga nanti anak-anak tidak akan diperkenankan masuk ke wilayah aksi kita," kata Slamet, di gedung Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia, Jalan Kramat Raya no 45, Kramat, Senen, Jakarta Pusat, Selasa (14/7/2020).
Slamet menjelaskan tim pengaman aksi akan berupaya semaksimal mungkin bila ada anak-anak yang ikut dalam unjuk rasa ini untuk dipulangkan. "Kita akan dorong mundur kalau ada anak-anak yang hadir dan tidak pakai masker, Insya Allah," lanjutnya.
Dia mengklaim ada sekitar 174-176 ormas yang akan ikut dalam aksi ini, dengan estimasi massa sekitar 10 ribu orang. Slamet mengungkapkan protokol kesehatan COVID-19 akan dijalankan agar massa tidak berkerumun atau bisa menjaga jarak.
"Insya Allah kalau kawan-kawan sudah terbiasa. Jangankan 10 ribu, sejuta lebih, kita sudah biasa ngatur (massa agar menerapkan protokol COVID-19) itu. Insya Allah semuanya kondusif," terangnya.
Aksi ini dilakukan karena DPR/MPR belum menanggapi maklumat Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan ormas di berbagai wilayah secara serius. Slamet mengatakan semuanya akan terus berjuang sampai RUU HIP ini dicabut.
"Sedangkan tanggal 16 (Juli) nanti adalah sidang paripurna untuk penutupan masa sidang DPR/MPR. Nah kesempatan itu pasti akan digunakan DPR/MPR untuk mengambil keputusan-keputusan. Oleh karenanya kita ingin di rapat paripurna besok, kita akan menuntut agar DPR mencabut atau membatalkan RUU Prolegnas dari Prolegnas," ucap Slamet.(dtk)