GELORA.CO -Polda Metro Jaya mengumumkan perkembangan penyidikan dari tewasnya editor Metro TV Yodi Prabowo. Polisi menduga luka tusuk pada tubuh Yodi akibat dari bunuh diri.
Psikolog Forensik, Reza Indragiri menilai kasus bunuh diri dengan modus seperti yang dilakukan Yodi dilatarbelakangi karena depresi atau penyalahgunaan obat-obatan. Menurutnya, efek dari mengkonsumsi obat terlarang bisa membuat risiko terhadap bunuh diri semakin tinggi.
"Dalam kasus bunuh diri dengan modus yang mengakibatkan banyak perlukaan, waspadai komorbiditas. Yakni beberapa kondisi yang berlangsung bersamaan pada satu individu. Misal, depresi dan penyalahgunaan obat-obatan. Efeknya terhadap risiko bunuh diri juga akan semakin tinggi," kata Reza kepada wartawan, Sabtu (25/7/2020).
Sebelumnya, polisi mengungkap bahwa hasil screening narkoba di urine Yodi menunjukkan hasil positif amfetamin. Menurut Reza, pengaruh obat-obatan terlarang itu membuat Yodi nekat bunuh diri dengan menusukkan pisau ke tubuhnya sendiri.
"Akibat komorbiditas depresi dan penyalahgunaan obat-obatan, modusnya juga ekstrim," ucap Reza.
Reza mengatakan mengkonsumsi obat-obatan terlarang akan berpengaruh hebat hingga mengalami drug-induced psychosis. Menurutnya, ketika seseorang telah mengalami itu orang tersebut tak bisa mengontrol perilakunya.
"Kalau pengaruh obat-obatan itu sedemikian hebat, maka siapapun bisa mengalami drug-induced psychosis. Ketika yang bersangkutan sudah dalam kondisi sedemikian rupa, yang bersangkutan sendiri tidak mampu menjelaskan sebab-musabab dan kalkulasi di balik perilakunya," katanya.
Yodi Prabowo ditemukan tewas di pinggir Tol JORR Ulujami, Pesanggrahan, Jaksel pada Jumat (11/7) lalu. Saat ditemukan ada luka tusuk di dada dan leher Yodi Prabowo. Dalam kasus ini polisi telah memeriksa 34 orang saksi. Polisi juga memeriksa sejumlah CCTV, salah satunya CCTV di Ace Hardware ketika Yodi Prabowo membeli sebuah pisau yang diduga digunakan untuk bunuh diri.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Tubagus Ade Hidayat mengungkapkan sebelum melakukan tindakan bunuh diri, editor Metro TV Yodi Prabowo sempat melakukan konsultasi ke dokter ahli kulit dan kelamin di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM). Polisi mengatakan usai menjalani pemeriksaan kesehatan tersebut, Yodi Prabowo sempat merasa depresi.
"Apakah ini terkait dengan dugaan bunuh diri? Sangat terkait. Kaitannya dengan kemungkinan munculnya depresi," kata Tubagus kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Sabtu (25/7/2020).(dtk)