Kalau Bobby dan Gibran yang direkomendasikan untuk maju di Pilkada, pasti ada kritik dari masyarakat ke presiden," ujar Direktur Eksekutif Parameter Politik, Adi Prayitno, saat dihubungi Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (17/7).
Satu bentuk kritik yang akan muncul di muka publik adalah Presiden seolah ikut berkontribusi untuk melanggengkan praktik politik dinasti dengan pencalonan Gibran dan Bobby.
"Presiden yang didukung rakyat penuh harapannya bisa berkontribusi mengamputasi maraknya politik dinasti. Artinya, kalau nanti Bobby dan juga Gibran diumumkan, ya presiden turut berkontribusi menyuburkan politik dinasti di Indonesia," jelas Adi Prayitno.
Segala bentuk pelibatan keluarga dalam gelanggang politik praktis, menurut Dosen Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah ini, sudah tentu adalah bentuk pemeliharaan politik dinasti.
"Tidak hanya presiden. menteri, kepala daerah, ketua umum partai yang menyertakan kerabat dekatnya dalam lingkaran politik kekuasaan, terutama di pilkada misalnya, itu pasti dituding sebagai bagian dari upaya menyuburkan politik dinasti," terangnya.
Jadi kalau Bobby dan Gibran yang direkom, ya inilah praktik politik di Indonesia. Siapapun elitenya cenderung ingin mengajak keluarga besarnya ke jantung politik," pungkasnya. (Rmol)