GELORA.CO -Polemik perdebatan dugaan adanya bagi-bagi jatah direksi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) harus disikapi dengan penggantian Menteri BUMN, Erick Thohir.
Hal tersebut disuarakan relawan dari Barisan Penggerak Rakyat Jokowi (Barak Join). Ketua Umum (Ketum) Barak Join, Ali Nugroho menilai, perseteruan antara Erick dengan politisi PDIP, Adian Napitupulu yang mengemuka ke publik telah membuat malu Presiden Joko Widodo.
Presiden, kata dia, haru segera menyudahi perdebatan keduanya karena menciderai para relawan yang turut berjuang secara ikhlas memenangkan Jokowi dalam Pilpres 2019.
"Ini sangat memalukan, sangat menciderai hati relawan lain yang tidak masuk dalam porsi kekuasaan. Rebut-rebutan jatah logika 100 banding 5000 'titipan' dipertontonkan ke publik. Apa-apaan ini, seolah-olah hanya mereka yang paling berjasa memenangkan Presiden Jokowi," ucap Ali Nugroho kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (26/07).
Tak hanya Erick Thohir, Barak Join juga meminta Presiden Joko Widodo merealisasikan reshuffle kabinet yang sebelumnya sudah disuarakan. Hal itu mengingat sejak ancaman reshuffle, para menteri seakan tutup telinga.
"Pernyataan atau omongan presiden saja tidak dihiraukan, padahal menteri seorang pembantu presiden. Hal ini akan membuat blunder terus, borok-borok akan terbongkar karena banyak pihak-pihak yang tidak puas. Merasa punya kekuasaan, arogansi Erick muncul, bandel nih menteri. Ini Blunder juga namanya," jelas Ali.
Menurut pandangan Ali, selama ini BUMN tak ada hal yang luar biasa di era kepemimpinan Erick Thohir. Melainkan, hanya berkutat soal gonta-ganti jabatan orang dan efisiensi manajemen perusahaan plat merah. Padahal setiap menteri juga melakukan hal yang sama.
"Apa karena Erick pengusaha media, jadi dibuat menarik terus-menerus dan dibuat bombastis? Modal BUMN saja masih minta suntikan anggaran negara yang besar," tandasnya.
(Rmol)