Begitu pandangan Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah kepada Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (18/7).
"Sekedar merestui menantu dan putranya berebut kuasa di pilkada saja, sudah cukup membuktikan Jokowi gagal menjadi tauladan, terutama dalam semangat anti dinasti politik," kata Dedi Kurnia Syah,
"Lebih-lebih jika benar pengakuan Purnomo, maka Jokowi tidak lebih sebatas pedagang jabatan," lanjut dia menegaskan.
Sangat disayangkan, ungkap Dedi Kurnia Syah, DPP PDIP akhirnya menunjuk Gibran sebagai calon walikota padahal sebelumnya PDIP Surakarta memberikan rekomendasi kepada Purnomo.
Ini membuktikan bahwa politik di Indonesia seolah hanya dikuasai oleh kelurga elit politik dan pejabat.
"Jika Presiden tidak sanggup menghentikan praktik oligarki, sekurangnya tidak ikut melanggengkan kekuasaan ke anak dan menantu," sindir Dedi Kurnia Syah.
Achmad Purnomo juga sempat mengungkapkan kekecewaanya. Namun, Wakil Walikota Solo yang bakal pensiun tahun depan itu sudah mempasrahkan realitas yang terjadi.
"Bukan soal legawa atau tidak, itu kenyataan, realita. Saya kan tidak mencalonkan diri tapi dicalonkan (sebagai bakal cawalkot Solo), diberi tugas oleh PDIP Surakarta. Kemudian anak presiden masuk, he-he-he. Itu kenyataan yang tak bisa dipungkiri. Bukan soal legawa, realitanya begitu," kata Purnomo, Jumat (18/7). (Rmol)