Oleh: Mega Simarmata
AKHIR pekan lalu terjawablah sudah, siapa yang diusung DPP PDI Perjuangan dalam Pilkada Serentak 2020 untuk daerah Solo.DPP PDI Perjuangan resmi mengusung Gibran Rakabuming Raka dan Teguh Prakosa sebagai pasangan calon wali kota dan wakil wali kota Solo pada pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2020.
Keputusan itu dibacakan Ketua DPP PDI Perjuangan, Puan Maharani dalam pengumuman tahap kedua 45 pasangan calon kepala daerah Pilkada Serentak 2020 secara virtual, di Jakarta, Jumat (17/7).
"Kota Surakarta, Gibran Rakabuming Raka dengan Teguh Prakosa," kata Puan.
Sebagian kalangan secara terbuka meremehkan Gibran karena dinilai tak berpengalaman politik.
Pertanyaannya, mengapa justru putra sulung Presiden Joko Widodo ini yang diusung Megawati?
Ini mengingatkan kita saat Megawati memutuskan untuk mengusung pasangan Jokowi-Ahok untuk maju dalam Pilkada DKI Jakarta tahun 2012.
Sama juga, ketika itu banyak kalangan meremehkan Jokowi.
Ia dianggap tak berpengalaman dan tak akan mungkin bisa menang untuk menjadi Gubernur DKI Jakarta.
Tapi Megawari keukeuh mencalonkan Jokowi.
Insting politik Megawati ternyata tajam.
Pasangan Jokowi-Ahok menang Pilkada DKI Jakarta.
Tak cukup hanya sekali.
Megawati kembali mengusung Jokowi untuk dimajukan dalam Pilpres 2014.
Ternyata Jokowi menang lagi.
Kini, anak Jokowi yang diusung Megawati dalam Pilkada 2020 sebagai Calon Walikota Solo.
Kalau sebagian mengatakan, Gibran tak berpengalaman di bidang politik dan tak akan bisa memenangkan Pilkada di akhir tahun lalu.
Pada ajang Pilkada dan Pilpres sejak 8 tahun terakhir ini, yaitu Pilkada DKI tahun 2012 dan Pilpres 2014, PDIP mengusung seorang calon yang juga disempat diragukan kemampuan berpolitik dan peluang kemenangannya.
Tapi dalam 2 kali pertarungan politik itu, calon yang di usung PDIP ternyata menang.
Kini, tinggal menunggu kenyataan di lapangan.
Terutama menunggu bagaimana takdir politik seorang Gibran.
Apakah pemimpin muda ini, bisa merebut hati warga Solo dan bisa memenangkan Pilkada di akhir tahun nanti?
Gibran punya 3 beban politik.
Pertama beban politik sebagai calon tak berpengalaman yang diusung partai politik sekaliber PDIP.
Kedua beban politik kepada Megawati sebagai Ketua Umum DPP PDIP yang memberinya amanah menjadi calon Walikota Solo.
Dan ketiga beban politik sebagai anak seorang presiden yang sedang berkuasa, sehingga terbuka lebar kritikan dan sinisme sebagian pihak tentang keinginan melanjutkan dinasti politik keluarga.
Ketiga beban politik ini, akan tergerus secara rata jika ternyata Gibran gencar melakukan kampanye cantik sampai akhir tahun nanti dan bisa secara gemilang merebut hati masyarakat Solo.
Pertarungan Pilkada Walikota Solo pun akan menjadi pembuktian tentang masih jitukah insting politik Megawati, yang 8 tahun lalu mengusung Walikota Solo menjadi Cagub DKI Jakarta, dilanjutkan mengusung Gubernur DKI Jakarta menjadi Capres 2014, dan kini mengusung anak Jokowi menjadi Calon Walikota Solo.
Selamat bertarung di Pilkada nanti, Mas Gibran!