Dilaporkan Gulf News, pengguna Twitter meluncurkan kampanye melawan Google dan Apple di bawah tagar #FreePalestine sejak Sabtu (19/7). Mereka menuding dua perusahaan tersebut mengabaikan sejarah dan bias terhadap Palestina.
Klaim Google dan Apple telah menghapus Palestina dari peta muncul dari sebuah unggahan di Instagram pada Rabu (15/7). Pengguna tersebut melakukan pencarian untuk Palestina di Apple Maps dan Google Maps. Di sana ada garis besar yang menunjukkan Jalur Gaza dan Tepi Barat, tapi tidak ada label untuk Palestina.
Alhasil, para pendukung gerakan Palestina menuding Google dan Apple berpihak pada Israel.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri dan Imigran Palestina, Riyad Al Maliki, mengatakan pihaknya telah mengirim surat resmi kepada manajemen kedua perusahaan untuk memprotes penghapusan peta Palestina.
"Menghapus nama negara Palestina di peta kedua perusahaan tersebut merupakan pelanggaran hukum internasional dan tunduk pada tekanan dan pemerasan Israel, dan jika mereka tidak menarik kembali, kami akan mengajukan tuntutan hukum terhadap mereka," ujarnya.
Ia bahkan mengatakan saat ini sedang mempertimbangkan badan hukum internasional yang tepat untuk mengajukan kasus tersebut.
Menteri Komunikasi dan Teknologi Informasi, Isaac Sidr mengatakan, kementerian sedang mencari kemungkinan untuk menggunakan mesin pencari alternatif lain selain Google, seperti yang dimiliki Rusia atau China, sebagai tanggapan atas tindakan penghapusan peta Palestina.
Sidr menambahkan, tindakan yang diambil oleh Google dan Apple baru-baru ini untuk menghapus nama negara Palestina dari peta mereka, memberi kesaksian tentang bias buta terhadap pendudukan Israel.
Ia juga mengatakan, Palestina memiliki berbagai langkah untuk membawa persoalan ini ke hukum internasional dan PBB.
Palestina sendiri telah diakui oleh PBB dan 136 anggotanya sebagai negara merdeka, tetapi tidak di Amerika Serikat, tempat Apple dan Google bermarkas.
Hingga saat ini, Google belum memberikan tanggapan atas masalah tersebut.
Untuk diketahui, ini bukan pertama kalinya Google dituduh menghapus nama Palestina dari peta virtualnya.
Pada 2016, sebuah petisi bertajuk ‘Google: Letakkan Palestina di Peta Anda!’ muncul change.org. Saat ini, petisi tersebut masih aktif dan sudah mendapat lebih dari 800 ribu tanda tangan. (*)