Gibran Melawan Tuduhan Dinasti Politik Solo: di Mana Dinasti Politiknya?

Gibran Melawan Tuduhan Dinasti Politik Solo: di Mana Dinasti Politiknya?

Gelora Media
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Putra pertama Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka tak terima disebut dinasti politik saat maju sebagai calon wali kota Solo. Meski bapaknya, Presiden Joko Widodo juga pernah menjabat sebagai wali kota Solo.

Gibran menepis anggapan keluarganya tengah berupaya membangun dinasti politik. PDI Perjuangan memetuskan Gibran yang menjadi Calon Wali Kota Solo dari PDI Perjuangan.

Gibran mengakui bingung terhadap anggapan publik, bahwa dirinya tengah membangun dinasti politik Jokowi.

"Jadi, kalau yang namanya dinasti politik, di mana dinasti politiknya? Saya juga bingung kalau orang bertanya seperti itu," kata Gibran saat diskusi virtual DPP PDI Perjuangan pada Jumat (24/7/2020) sore.

Meski begitu, pria berusia 32 tahun itu mengaku sudah sering menjelaskan isu dinasti politik kepada warga Solo. Menurutnya, warga Solo sudah mengerti kondisi seperti ini.

"Tapi di Solo itu masyarakatnya sudah mengerti kok apa itu dinasti politik, dan ya itu tadi setiap kali saya blusukan, warga menerima saya dengan tangan terbuka. Kalau yang masih meributkan dinasti politik itu kan ya dari, ya kita tahu orang-orangnya siapa, dan yang diributkan itu-itu saja," ucapnya.

Gibran yang berprofesi sebagai pengusaha kuliner ini menyebut, dirinya sudah paham konsekuensi meninggalkan dunia usaha ke dunia politik.

"Kalau saya masuk ke politik, yang bisa saya sentuh kalau di Solo ya 500.000 an orang yang bisa saya sentuh melalui kebijakan-kebijakan saya," kata Gibran.

Media asing

Media asing menyoroti putra sulung Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka dan menantu Jokowi, Bobby Nasution. Lantaran keduanya ikut mencalonkan diri dalam Pilkada 2020.

The Star, media asal Malaysia, menggarisbawahi kemungkinan Jokowi membangun dinasti politik setelah dua anggota keluarganya maju Pilkada 2020.

Pembahasan ini terdapat dalam berita berjudul "Mayoral bids by Jokowi's son and son-in-law spark 'political dynasty' debate" yang terbit pada Rabu 24 Juni 2020.

Dilansir hops.id -- jaringan Suara.com, Sabtu (27/6/2020), artikel dengan judul yang sama juga dimuat dalam situs media asal Singapura, Strait Times. Tulisan itu menyebut Jokowi kini getol memupuk politik dinasti di Indonesia lewat pencalonan Gibran dan Bobby.

Sekadar informasi, Gibran Rakabuming telah menjadi kader PDIP dan akan mendaftarkan diri sebagai bakal Calon Wali Kota Solo ke DPD PDIP Jawa Tengah, Kamis (12/12/2019).

Bahkan Achmad Purnomo, saingan Gibran dari partai yang sama akhirnya mengundurkan diri sebagai calon Wali Kota Solo. Pada detik-detik terakhir, Achmad menyerah dengan alasan merasa "tidak nyaman" mencalonkan diri di tengah-tengah pandemi virus corona.

Gibran diusung oleh DPP PDIP Jawa Tengah. Sementara Achmad Purnomo diusung oleh DPC PDIP Kota Solo.

Sementara itu, Bobby Nasution telah mendaftarkan diri ke DPD PDIP Sumatera Utara untuk maju dalam pemilihan Wali Kota Medan.

Jokowi tidak sendirian, sejumlah pejabat tinggi lain juga disebut-sebut tengah membangun dinasti politik.

Misalnya, putri Wakil Presiden Ma'ruf Amin, Siti Nur Azizah, ikut bersaing memperebutkan kursi Wali Kota Tangerang Selatan.

Padahal di awal karir politiknya, Jokowi dipuji banyak orang karena menjauhkan keluarga dan anak-anaknya dari dunia politik. Namun, nominasi hanya berfungsi untuk memicu asumsi bahwa ia ingin membuat dinasti politik, menurut The Star.

Bukan kali pertama ini media asing menyoroti Jokowi yang disebut-sebut akan membangun dinasti politik.

Surat kabar bisnis, politik dan ekonomi yang berbasis di Jepang, Nikkei Asian Review juga pernah membahasnya.

Hal ini terdapat pada artikel berjudul "Jokowi's son seeks mayor post in sign of nascent dynasty" yang diterbitkan pada Kamis, 12 Desember 2019.

Tulisan itu muncul tidak lama setelah Gibran mendaftarkan diri dengan partai politiknya menjadi calon Wali Kota Solo.

"Posisi Wali Kota Solo simbolis karena merupakan langkah pertama Widodo menuju bintang politik. Pujian yang ia peroleh sebagai wali kota mendorongnya untuk menjadi gubernur Jakarta, dan kemudian presiden," disadur Suara.com dari Nikkei Asian Review.[sc]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita