GELORA.CO - Kementerian pertahanan Azerbaijan mengumumkan bahwa Ankara dan Baku akan menggelar latihan militer berskala besar sebagai bagian dari Perjanjian Kerjasama Militer antara kedua negara.
Latihan gabungan besar-besaran itu akan melibatkan berbagai personil militer, kendaraan lapis baja, artileri dan mortir, serta peralatan penerbangan dan pertahanan udara militer dari kedua negara.
“Latihan Langsung Gabungan Besar-besaran Azerbaijan-Turki-Taktis dan Latihan Penerbangan-Taktis akan diadakan di negara kami dengan partisipasi Pasukan Darat dan Angkatan Udara kedua negara,” demikian pernyataan tertulis dari kementerian tersebut, seperti dikutip dari Daily Sabah, Senin (27/7).
“Menurut rencana, latihan yang melibatkan Pasukan Darat akan diadakan dari 1 hingga 5 Agustus di Baku dan Nakhchivan, dan latihan dengan partisipasi penerbangan militer akan diadakan dari 29 Juli hingga 10 Agustus di Baku, Nakhchivan, Ganja, Kurdamir dan Yevlakh,” pernyataan itu menambahkan.
Turki dan Azerbaijan telah meningkatkan lagi kerja sama di setiap bidang, terutama militer, setelah serangan Armenia yang terjadi di perbatasan Azerbaijan pada 12 Juli lalu.
Meningkatnya ketegangan baru-baru ini dipicu ketika tentara Armenia berusaha untuk menyerang posisi Azerbaijan dengan tembakan artileri ke arah distrik perbatasan Tovuz barat laut, namun akhirnya menarik diri setelah menderita kerugian usai mendapat serangan balasan dari militer Azerbaijan.
Sebanyak 12 tentara Azerbaijan, termasuk seorang jenderal besar dan seorang kolonel terbunuh, sementara empat lainnya luka-luka dalam bentrokan yang terjadi di perbatasan kedua negara baru-baru ini.
Azerbaijan menyalahkan Armenia yang dituding melakukan tindakan-tindakan provokatif. Hal itu mendapat dukungan dari pemerintah Turki yang secara otomatis memberikan bobot kekuatan pada Baku, mereka ikut memperingatkan Yerevan bahwa Turki tidak akan ragu untuk melawan segala bentuk serangan terhadap negara tetangga yang terletak di sebelah timur negara itu.
Seminggu setelah serangan, Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar, Wakil Menteri Pertahanan Azerbaijan Ramiz Tahirov dan Kerem Mustafayev, kepala militer Republik Otonomi Nakhchivan, seorang ekskave Azerbaijan yang berbatasan dengan Armenia, Turki dan Iran, datang bersama-sama dan membahas situasi terkini.
Mengenai keamanan Azerbaijan dan wilayah sekitar, Akar mengatakan Istanbul dan Angkatan Bersenjata Turki (TSK) akan terus melakukan apa yang harus mereka lakukan, sambil menambahkan, “Tidak ada yang meragukan hal itu.”
Azerbaijan dan Armenia adalah dua bekas republik Soviet , keduanya terkunci perselisihan selama beberapa dekade dalam konflik pendudukan ilegal Armenia atas wilayah Nagorno-Karabakh di Azerbaijan.
Wilayah itu direbut oleh separatis etnik Armenia dalam perang tahun 1990-an yang menewaskan sekitar 30 ribu orang, meskipun pertempuran baru-baru ini pecah di bagian utara perbatasan bersama mereka jauh dari Karabakh.(rmol)