“Mungkin haji tidak ditulis dalam takdir kami tahun ini, kami memutuskan untuk membantu orang yang membutuhkan, dan kegiatan ini sendiri mirip dengan pergi haji,” kata Tajuddin Sangarwal kepada Arab News.
Warga kota Logar, berusia 42 tahun itu, menambahkan bahwa pandemi membuat banyak orang menganggur, dan mayoritas berjuang untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. “Berdasarkan informasi dari para pengkhotbah di masjid-masjid dan radio, orang-orang di berbagai wilayah Afghanistan sangat terdampak oleh virus corona, dan karena itu, kami memutuskan untuk membantu mereka dengan cara apa pun yang kami bisa,” tambahnya.
Hingga Ahad (26/7), Kementerian Kesehatan Afghanistan mencatat lebih dari 36.000 infeksi virus corona, dan 1.259 kematian akibat Covid-19 di seluruh negeri. Sedangkan Himat Shah, seorang tetua suku dari provinsi Samangan di Afghanistan utara, juga melakukan hal serupa, yang menurutnya itu adalah merupakan tindakan yang tepat untuk dilakukan saat ini, di masa pandemi yang memperburuk ekonomi warga.
“Tuhan tidak membutuhkan haji atau ibadah kami, tetapi dia senang jika kita memberikan amal kepada orang-orang yang membutuhkan, membantu mereka mengurangi kemiskinan dan kelaparan mereka,” kata Shah.
Namun Sangarwal dan Shah tidak sendirian. Dengan ibadah haji dibatalkan untuk hampir 30.000 warga Afghanistan yang mendapatkan kuota haji, orang-orang dari Logar dan di seluruh negeri terlibat dalam sejumlah kegiatan amal. Rahmatullah, Warga Kabul, mengatakan bahwa dia akan menggunakan setengah dari 5.000 Dolar AS tabungan hajinya, untuk membantu warga yang membutuhkan.
“Saya menghemat uang sedikit demi sedikit dari pekerjaan bertahun-tahun sebagai penjahit, khusus untuk ibadah haji, tetapi sekarang menjadi jelas bahwa pintu rumah Allah SWT tidak akan terbuka untuk kami tahun ini,” katanya kepada Arab News. “Awalnya, saya merasa sangat sedih, tetapi semakin saya memikirkannya sekarang, saya merasa bahagia dan sampai pada kesimpulan bahwa lebih baik memberikan uang kepada beberapa orang miskin, janda, dan yatim piatu yang tak terhitung jumlahnya, serta mereka yang kehilangan mata pencaharian akibat perang berkepanjangn, dan belakangan ini karena merebaknya virus corona di Afghanistan,” tambah Rahmatullah.
Dia mengingat sebuah puisi oleh penyair Afghanistan Maulana Jalalludin Balkhi, yang menyarankan para jamaah haji untuk fokus pada membantu tetangga yang membutuhkan, saudara atau saudara dekat dengan uang haji, karena Allah SWT akan lebih senang dengan hal itu. “Tuhan dapat mendengar kita bertobat di mana saja. Dia akan lebih senang jika saya dan orang lain membantu orang miskin, sehingga mereka tidak kelaparan dan terpaksa melakukan perbuatan buruk untuk bertahan hidup,” jelas Rahmatullah.
Dia menambahkan bahwa beberapa tetangganya, teman-teman, dan anggota keluarga, yang merencanakan untuk pergi umroh atau haji, mengumpulkan tabungan mereka untuk membantu mereka yang kurang mampu. Sementara itu, Fazl Ahmad Husseini, Kepala Departemen Publikasi di Kementerian Agama dan Haji, juga mengimbau mereka yang gagal berangkat haji tahun ini untuk menyisihkan harta mereka bagi orang-orang yang membutuhkan di Afghanistan.
“Orang-orang sebagian besar menyambut panggilan kami karena kami adalah negara Islam, orang-orang membutuhkan bantuan di sini, dan setiap tetes bantuan diperhitungkan,” kata Husseini kepada Arab News.
Dia juga meminta Arab Saudi untuk meningkatkan kuota yang diberikan untuk jamaah Afghanistan tahun depan jika haji dilanjutkan, untuk mengakomodasi penduduk setempat yang melewatkan haji tahun ini. (*)