GELORA.CO - PT PLN (Persero) disebut berpotensi bangkrut pada September 2020. Alasannya, kinerja keuangan perusahaan tertekan akibat memiliki utang Rp 500 triliun tahun lalu. Per 30 Juni 2020, utang PLN bertambah menjadi sekitar Rp 600 triliun.
Selain utang yang menggunung, piutang pemerintah Rp 45 triliun ke PLN pun belum dibayar. Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini berharap pemerintah segera melunasinya.
Di sisi lain, keuangan perusahaan juga dilaporkan tidak begitu menggembirakan. Laba PLN anjlok 97 persen pada semester I 2020. Berikut faktanya:
1. Bayang-bayang Kolaps Disampaikan Faisal Basri
Ekonomi Senior, Faisal Basri menjelaskan, BUMN setrum tengah berada di ujung tanduk. Hal itu diungkapkan Direktur Utama PLN, Zulkifli Zaini saat bertemu dengan Faisal Basri pada Jumat (25/7).
“Saya kemarin baru kayak mau nangis sama Dirut PLN, dia bilang sampai sekarang tunggakan pemerintah nol belum dibayar. Akibatnya kalau September belum dibayar, kolaps PLN,” ujarnya saat Webinar yang diadakan oleh Universitas Brawijaya secara virtual, Sabtu (25/7).
2. Laba Bersih Rp 273 miliar, Anjlok 97 Persen,
PLN mencatatkan laba perusahaan sebesar Rp 273,059 miliar pada semester I 2020, menurun 97 persen dibanding semester I 2019 yang berhasil meraup laba bersih Rp 7,35 triliun.
Tapi jika dibandingkan dengan kuartal I 2020 yang mencatatkan kerugian Rp 38,88 triliun, kinerja keuangan PLN membaik. Rugi kurs mata yang asing yang mencapai Rp 51,97 triliun pada kuartal I 2020 menyusut menjadi Rp 7,79 triliun pada semester I 2020.
Dikutip dari laporan keuangan PLN untuk periode enam bulan yang berakhir 30 Juni 2020 dan 2019 (tidak diaudit), pendapatan usaha PLN naik menjadi Rp 139,777 triliun dibanding Rp 137,525 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Beban usaha pun turun menjadi Rp 149,92 triliun dari sebelumnya Rp 152,509 triliun.
Namun, pada semester I 2020 ini PLN tidak memperoleh pendapatan kompensasi dari pemerintah, hanya subsidi listrik sebesar Rp 25,022 triliun. Sedangkan pada semester I 2019, PLN mendapat subsidi Rp 27,163 triliun dan pendapatan kompensasi Rp 13,146 triliun.
Selain ketiadaan pendapatan kompensasi, kinerja keuangan PLN juga menurun karena kerugian kurs mata uang asing sebesar Rp 7,797 triliun. Sebagai pembanding, pada semester I 2019 PLN meraup keuntungan Rp 5,037 triliun dari kurs mata uang asing. []