Demokrat-PKS Berpisah, Balon Hasil Penjaringan Kecewa Berat

Demokrat-PKS Berpisah, Balon Hasil Penjaringan Kecewa Berat

Gelora Media
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO -Kekecewaan disuarakan para bakal calon yang ikut tahapan penjaringan di Partai Demokrat atas berakhirnya koalisi dengan PKS di Pilbup Bandung 2020.

Pasalnya poros baru saat ini tengah disiapkan, yakni koalisi Demokrat-Nasdem-PKB telah menyepakati Dadang Supriatna berdampingan dengan Sahrul Gunawan.

Salah satu bakal calon (balon) Asep B Kurnia menyayangkan langkah pengurus DPC Partai Demokrat Kabupaten Bandung yang kini hengkang dari koalisi awalnya.

“Koalisi baru justru mengusung nama lain yang notabene bukan bakal calon dari Partai Demokrat yang mengikuti penjaringan di internal,” ujarnya dilansir Kantor Berita RMOLJabar, Rabu (22/7).

Asep menganggap jika manuver pengurus DPC Demokrat telah menciderai proses demokrasi internal dan mengkhianati aspirasi masyarakat Kabupaten Bandung.

“Demokrat adalah partai besar dengan basis pendukung yang banyak. Demokrat layak usung kandidat hasil seleksi,” kata Asep yang sempat ikut penjaringan di Nasdem itu.

Menurut Asep, koalisi dengan partai politik (parpol) mana pun sah-sah saja dijalin Demokrat. Akan tetapi, seharusnya Demokrat bisa menjadi pemain utama atau pengusung.

“(Demokrat) bukan sekadar pendukung. Atau malah mendukung figur lain (Dadang-Sahrul) yang bukan dari internal partai,” begitu kata lelaki yang akrab disapa Aa Maung itu.

Bakal calon lainnya, Doni Mulyana Kurnia turut menyayangkan langkah DPC Demokrat yang terkesan sepihak tanpa koordinasi dengan DPD dan DPP membubarkan koalisi.

“Tak sepantasnya Demokrat usung Dadang Supriatna-Sahrul Gunawan. Tapi koalisi baru (Demokrat-Nasdem-PKB) saya pikir belum final. Karena SK rekomendasi (calon) belum turun dari DPP Partai Demokrat,” jelasnya.

Doni menambahkan, apa yang dilakukan DPC Demokrat saat ini karena dipicu manuver Gungun Gunawan (calon bupati dari PKS) bertemu Sahrul Gunawan (calon Nasdem).

“PKS harusnya mengutamakan pendamping Gungun dari Demokrat sebab koalisi awal PKS-Demokrat,” tegas Doni yang saat ini dijadikan tersangka oleh Polda Jabar terkait dugaan pencemaran nama baik Ketua Kadin Jabar. (Rmol)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita