GELORA.CO - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) akan kembali mengumumkan calon kepala daerah yang akan diusung pada Pilkada 2020.
Pengumuman klaster kedua ini akan disampaikan dalam waktu dekat, yakni pada rentan waktu 11 sampai dengan 18 Juli ini.
Rencananya, nasib dua keluarga inti Presiden Joko Widodo, yakni anak sulungnya Gibran Rakabuming Raka dan menantunya M. Bobby Afif Nasution masing-masing di Pilkada Solo dan Medan akan diumumkan pada klaster kedua ini.
Menanggapi hal itu, Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin menyatakan, pencalonan keluarga inti Presiden Jokowi lewat PDIP ibarat buah simalakama.
Menurutnya, pencalonan Gibran dan Bobby merupakan sebuah ujian bagi PDIP.
"PDIP sedang diuji. Sedang diuji oleh keluarga Jokowi. Partai pemenang Pemilu 2019 yang lalu itu sedang bingung. Bagaimakan buah simalakama. Dimakan bapak mati. Tidak dimakan ibu yang mati," kata Ujang Komarudin saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (11/7).
Menurut pengamat politik jebolan Universitas Indonesia (UI) ini, posisi PDIP sangat dilematis jika harus meloloskan Gibran dan Bobby dalam percaturan Pilkada nanti.
Disatu sisi, PDIP masih belum bisa meloloskan keduanya, disisi yang lain keduanya merupakan keluarga inti Jokowi.
"Diloloskan Gibran dan Bobby, artinya PDIP yang rugi. Tak diloloskan keduanya, tak enak pada keluarga Jokowi. Atau diloloskan menabrak aturan di PDIP. Tidak diloloskan akan menampar keluarga besar Jokowi," jelasnya.
Namun begitu, lanjut Ujang, agaknya Gibran dan Bobby bakal diloloskan oleh PDIP. Ini lantaran dianggap menjadi jalan tengah dari hubungan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Presiden Jokowi.
"Demi menjaga keseimbangan, hubungan antara mami dan papi. Antara Megawati dan Jokowi. Sepertinya Gibran dan Bobby akan diloloskan PDIP. Mungkin nanti dengan catatan khusus dari Megawati," tutupnya. (Rmol)