GELORA.CO - Respon pemerintah dan masyarakat saat ini terhadap meningkatnya jumlah pasien positif virus corona baru (Covid-19) hingga mencapai 100 ribu orang di Indonesia dianggap biasa saja.
Masyarakat masih belum melakukan sosial distancing, dan banyak yang belum mentaati protokol kesehatan Vovid-19 di lapangan.
Data menunjukkan dalam beberapa minggu terakhir, penambahan jumlah warga positif Corona sangat besar.
Dalam seminggu terakhir misalnya terjadi penambahan sebesar 12.089 hingga saat ini mencapai 100.303 kasus.
“Kondisi ini memerlukan perhatian sangat serius dari pemerintah dengan meningkatkan sosialisasi lebih massif kepada masyarakat. Dalam beberapa minggu terakhir pemerintah terkesan kurang kreatif bahkan kehabisan akal dalam menyadarkan masyarakat tentang bahaya Covid-19,” kata Anggota Komisi IX DPR RI Anas Thahir, Senin (27/7).
Menurutnya, masyarakat kini telah menganggap virus corona baru yang menyebar di Indonesia sudah tidak berbahaya lagi.
“Sehingga mereka semakin abai terhadap protokol kesehatan yang seharusnya tetap dijalankan dalam situasi new normal yang diberlakukan pemerintah,” imbuhnya.
Anas mengatakan, dengan dibubarkannya Gugus Tugas Covid-19 dan digantikan dengan Komite Kebijakan Covid-19, justru belum menunjukkan tanda-tanda perbaikan.
Bahkan sebaliknya malah tampak ada penurunan kedisiplinan protokol kesehatan di tengah masyarakat. Saya mendorong agar pemerintah tetap fokus, terus 'terjaga' dan tidak sampai lalai dalam tugas pencegahan penyebaran dan penanganan Covid-19. Sebab jika ini terjadi dampaknya akan sangat fatal dan berbahaya, apalagi kasus positif dari hari kehari terus meningkat,” tandasnya.
Saat ini jumlah positif Corona di Indonesia menempati urutan 24 dengan jumlah kematian sebesar 4.838 yang ini menunjukkan bahwa Indonesia adalah negara dengan rasio kematian sebesar 4,86 persen, angka ini terbilang tinggi dibanding rasio kematian dunia yang mencapai 4,2 persen.(rmol)