"Jika laporan itu benar, AS berdiri menentang 1,4 miliar penduduk China. Berdiri menentang seperlima dari populasi dunia," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying, seperti dikutip South China Morning Post, Sabtu (18/7/2020).
Pemerintahan Presiden Donald Trump memang dikabarkan tengah meninjau proposal untuk melarang anggota Partai Komunis China untuk bepergian ke negeri Paman Sam. Beijing menganggap bahwa hal ini sangat menyedihkan dan konyol.
"Ini akan bertentangan dengan keinginan masyarakat di kedua negara, melawan tren abad ke 21, dan sangat konyol," katanya.
Kabar pemerintahan Trump melarang seluruh anggota Partai Komunis dilaporkan oleh sejumlah media AS, tak terkecuali The Post dan The Wall Street Journal. Reuters bahkan telah mengutip sebuah sumber.
Sumber yang tak disebutkan identitasnya itu menyebutkan bahwa para pejabat senior di AS telah membahas persoalan tersebut dengan mulai mengedarkan sebuah rancangan perintah presiden.
Namun, rencana ini masih dalam tahap awal dan diyakini belum ada di meja Trump.
Adapun larangan ini akan berimplikasi terhadap 92 juta anggota partai, termasuk elit politik, pebisnis, hingga masyarakat biasa. Hua mengatakan bahwa Partai Komunis merupakan partai yang melekat dengan masyarakat negeri Tirai Bambu.
"Kepemimpinan Partai Komunis adalah fitur dasar sosialisme dengan karateristik China. Di bawah kepemimpinan Partai Komunis, rakyat China memenangkan kemerdekaan, kebebasan, dan pembebasan," jelasnya. (*)