GELORA.CO -China tengah menghadapi ancaman banjir besar yang diperkirakan akan terjadi pada pekan ini. Meminimalisir bencana, pihak berwenang akhirnya terpaksa meledakkan bendungan di Sungai Chuhe, Provinsi Anhui untuk melepaskan air dengan segera.
Dari laporan televisi CCTV, pihak berwenang meledakkan bendungan dengan bahan peledak pada Minggu pagi (20/7). Langkah tersebut membuat ketinggian air akhirnya menurun hingga 70 cm.
Mengutip Dawn, selain meledakkan bendungan Sungai Chuhe, pekan lalu, pihak berwenang juga membuka langsung tiga pintu air Bendungan Tiga Ngarai raksasa di Yangtze, ketika permukaan air sudah melebihi 15 meter di atas tingkat banjir.
Pembukaan bendungan dilakukan karena puncak banjir diperkirakan akan terjadi pada Selasa (21/7). Di tempat lain, para tentara dan sukarelawan berusaha untuk membuat tanggul dengan karung pasir dan batu.
Hingga saat ini, setidaknya sudah ada 150 korban meninggal akibat banjir dan tanah longsor, 23 korban meninggal pada Kamis (16/7).
Meledakkan bendungan dan tanggul untuk membuang air dengan segera merupakan langkah ekstrem yang kerap dilakukan pemerintah China ketika banjir besar datang. Opsi ini dilakukan pada 1998, ketika banjir menghancurkan tiga juta rumah dengan dua ribu orang meninggal.
Kementerian Manajemen Darurat melaporkan, ada 1,8 juta orang yang dievakuasi dalam bencana banjir kali ini. Total kerugiannya pun diperkirakan lebih dari 49 miliar yuan. (Rmol)