Dalam cuitannya yang diposting, Jumat (17/7), Pigai berpandangan bahwa aktor sejarah pendirian atau kemerdekaan bangsa dan negara Indonesia lebih cocok dilekatkan kepada umat Islam, ketimbang para raja.
"Saya lebih setuju jika ada tulisan tentang Indonesia didirikan oleh kaum sorban or ulama dibanding raja-raja yang jelas-jelas terbukti memeras rakyat, memungut upeti," cuit Pigai.
Jika aktor pendirian bangsa dan negara mencantumkan para raja sebagai aktor sejarah, maka Pigai berpandangan itu sebagai bentuk penjajahan yang pernah dilakukan Belanda, yang dengan segala bentuk dan sifatnya memperlihatkan hal-hal tak terpuji.
"Di kerajaan-kerajaan yang lawan Belanda itu rata-rata pangeran bukan raja, karena rebutan harta, tahta, wanita," ujar Pigai dalam cuitan yang sama.
Oleh karena itu, mantan anggota Komnas HAM ini seolah memberikan warning kepada masyarakat, bahwa bentuk-bentuk dan sifat-sifat kerajaan harus dimusnahkan serta tidak diberi kesempatan untuk hidup di Indonesia.
"Jangan kasih karpet merah pada kerajaan-kerajaan," demikian Natalius Pigai mengakhiri cuitannya. (*)