Kandidat vaksin itu akan diuji klinis tahap tiga. Uji klinis itu melibatkan 1.620 relawan yang akan disuntikan vaksin tersebut.
Presiden Jokowi sempat mengintruksikan agar proses uji klinis vaksin Sinovac dipercepat waktunya menjadi tiga bulan saja.
Namun, permintaan Jokowi tersebut ditolak oleh Koordinator Uji Klinis Vaksin Covid-19, Kusnandi Rusmil.
Praktisi kesehatan dr Berlian Idris mengapresiasi penolakan Kusnandi Rusmil itu. “Permintaan Presiden agar uji klinis fase 3 dapat segera diselesaikan & vaksin tersedia dalam 3 bulan ke depan menimbulkan kekhawatiran politik akan mengorbankan sains. Untungnya permintaan ini ditolak ketua tim peneliti Prof. Kusnandi Rusmil, seorang 'ilmuwan vaksin' senior,” tulis dr Bili di akun Twitter @berlianidris.
Dr Bili juga mengapresiasi relawan yang bersedia menjadi peserta uji klinis vaksin Sinovac. “Saya membayangkan, uji vaksin #COVID19 akan lebih berat, karena ia jauh lebih berbahaya dari influenza. Karena itu, kita hormat pada mereka yang mau jadi relawan. Tentu kita menyambut baik rencana uji fase 3 vaksin #COVID19 produksi Sinovac. Semua ingin pandemi ini berakhir,” tulis @berlianidris.
Namun demikian, @berlianidris memberikan catatan: “Namun ada skeptisisme; hasil fase 2 vaksin ini belum dipublikasi, tak seperti vaksin Oxford-AstraZeneca (Oxf-AZ) yang dipublikasi di Lancet, salah satu jurnal kedokteran paling bergengsi di dunia. Mungkin baiknya kita mengikuti Brazil, yang menjalankan fase 3 vaksin Sinovac dan Oxf-AZ.”
Pakar epidemologi Pandu Riono juga mengingatkan agar tidak terlalu euforia dengan adanya kandidat vaksin. Khusus untuk Biofarma, Pandu berpesan, Biofarma tidak perlu menjanjikan akan produksi vaksin dalam waktu dekat.
“Jangan terlalu euforia adanya kandidat vaksin, karena tak mudah dapat vaksin yang efektif dan aman. Juga @biofarmaID gak perlu menjanjikan akan produksi vaksin dalam waktu dekat. Kandidat vaksin covid-19 secara global: Pra-klinis 140. Fase I 19. Fase II 11. Fase III 3. Sudah disetujui 0,” beber Pandu di akun @drpriono.
Senada dengan Pandu Riono, mantan Menteri Kehutanan MS Kaban, menyorot janji Presiden Jokowi yang ingin memproduksi ratusan juta dosis vaksin Covid 19.
“Mulailah dari diri sendiri itu keteladanan namanya. Uji klinis vaksin Covid China belum teruji. Janji Presiden Jokowi ingin produksi ratusan juta dosis biasanya kebalikannya. Demi kepercayaan publik uji klinis mulai dari lingkungan internal Presiden dan para pendukung. Terbukti? publik percaya,” tulis MS Kaban di akun @hmskaban. (*)