GELORA.CO -Masyarakat Indonesia seharusnya berterimakasih kepada Anggota Komisi VII DPR RI Adian Napitupulu yang telah membeberkan sejumlah pihak yang menempati jabatan direksi dan komisaris di Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merupakan titipan.
Pertama, publik mesti berterimakasih ke Adian yang membocorkan rahasia komisaris di BUMN ternyata titipan. Ini info penting yang bergizi," kata Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno kepada Kantor Berita Politik RMOL sesaat lalu di Jakarta, Sabtu (25/7).
Menurut Adi Prayitno, pengakuan mantan aktivis Forum Kota (Forkot) itu seolah membuka mata bahwa proses rekrutmen di perusahaan plat merah memang politis dan hanya bagi-bagi kue kekuasaan.
"Adian menebalkan keyakinan publik bahwa jabatan strategis di kementerian, termasuk BUMN, sangat politis, penuh bargain, dan bagi-bagi jatah. Sesuatu yang selama ini menguap begitu saja," tuturnya.
Lebih jauh daripada itu, Pengamat Politik jebolan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini menilai bahwa pengakuan Adian tersebut merupakan "perang saudara" mengingat Adian merupakan pendukung Presiden Jokowi.
"Pengakuan adian ini bagian 'perang saudara' antar pendukung Jokowi. Adian dan Erick Tohir sama-sama loyalis presiden," demikian Adi Prayitno.
Sebelumnya, Politisi PDIP Adian Napitupulu menyebutkan bahwa sejumlah pihak yang menempati jabatan direksi dan komisaris di Badan Usaha Milik Negara (BUMN) seperti Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok di PT Pertamina hingga Yenny Wahid di PT Garuda Indonesia merupakan titipan.
Sekjen PENA '98 itu juga menyinggung mafia-mafia di sejumlah bidang di BUMN.
"Enggak ada yang enggak titipan, semua titipan karena enggak ada jalur yang dibuka untuk semua orang bisa akses ke sana. Enggak ada lowongan kerjanya di media mana pun. 'Dibutuhkan lowongan BUMN A, membutuhkan komisaris dan direksi. "Yuk ramai-ramai melamar yuk.' Enggak ada," ujar Adian Napitupulu dalam diskusi virtual 'Bincang Santai Bersama Adian Napitupulu Uncensored', Kamis (23/7). (Rmol)