Melansir Reuters, pada Jumat (17/7), pemerintah China menyalakan red alarm bagi Wuhan dan beberapa wilayah lainnya seperti Provinsi Anhui, Jiangxi, dan Zhejiang. Peringatan tersebut diambil seiring dengan hujan lebat yang terus mengguyur dan diperkirakan akan membuat sungai dan danau meluap.
Wuhan yang berada di tepi sungai Yangtze sendiri sudah memperingatkan penduduknya untuk mengambil tindakan pencegahan maksimum.
Mengingat arus air di Waduk Tiga Ngarai raksasa saat ini sudah mencapai 50.000 meter kubik per detik. Sementara air di Danau Poyang di provinsi Jiangxi sudah mencapai 2,5 meter lebih tinggi dari tingkat amannya.
Lebih jauh ke timur, danau Tai di dekat Shanghai juga telah menyatakan peringatan merah setelah permukaan airnya naik hampir satu meter lebih tinggi dari tingkat amannya.
Setiap tahunnya, musim hujan memang membuat China tergenang banjir. Namun kali ini tampaknya akan menciptakan dampak yang besar karena mengganggu rantai pasokan barang-barang, khususnya medis.
Para analis mengatakan, aktivitas ekonomi di beberapa bagian China terus dirugikan oleh banjir. Banjir memicu kekhawatiran karena China bisa kehilangan momentum untuk bisa pulih dari pandemik Covid-19.
"Kami memperkirakan banjir baru-baru ini di wilayah Sungai Yangtze dapat menyebabkan hambatan besar 0,4-0,8 poin persentase pada pertumbuhan PDB kuartal ketiga," ujar, analis di Morgan Stanley. (*)