GELORA.CO - Bank Dunia meminta pemerintah Indonesia mengelola utang secara hati-hati. Apalagi, saat ini utang melonjak karena defisit anggaran diperlebar untuk membiayai penanganan wabah Covid-19.
Kepala Ekonom Bank Dunia untuk Indonesia, Frederico Gil Sander mengingatkan utang yang tinggi bisa menjadi bumerang bagi Indonesia yang tengah berupaya untuk memulihkan ekonomi.
"Utang meningkat dan sudah mulai mengurangi ruang fiskal. Jika ini tidak dikelola dengan baik, maka stabilitas makro ekonomi di Indonesia yang merupakan pilar itu juga menjadi tantangan dan menghambat pemulihan," kata Sander, Kamis (16/7/2020).
Dia mengatakan, lonjakan utang dalam jangka panjang perlu dikendalikan. Dari sisi belanja negara, berbagai pos termasuk bantuan sosial dan subsidi perlu diperbaiki agar tepat sasaran.
"Pertama, subsidi di sini terlihat belum tepat sasaran seperti LPG dan lain-lain bisa dialokasikan ulang. Jadi subsidi seperti itu bisa dialihkan ke lain," katanya.
Dari sisi pendapatan, kata dia, Indonesia harus meneruskan reformasi perpajakan. Rasio pajak perlu ditingkatkan agar ruang fiskal bisa bertambah dan tekanan terhadap APBN bisa berkurang.
"Kita bisa tingkatkan pajak cukai untuk produk tembakau, plastik, dan produk berpemanis tinggi lainnya karena ini berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan," ujarnya. []