Mereka memandang dipilihnya Gibran sebagai bakal calon Walikota Solo itu sebagai ancaman bagi demokrasi karena diduga memicu terbentuknya dinasti politik.
Isu dinasti politik ini menjadi tema Aksi Kamisan ke-73 yang digelar di Lingkar Gladag, Solo, Jawa Tengah, Kamis (23/7).
Di samping minim rekam jejak di kancah politik, mereka memandang status Gibran sebagai putra sulung Jokowi pun menjadi persoalan tersendiri.
"Ini jelas menjadi ancaman bagi demokrasi. Tidak hanya di Solo tapi secara nasional juga," kata salah satu aktivis Kamisan, Laras usai aksi yang diikuti sekitar 50 mahasiswa itu.
Mereka menduga rekomendasi dari DPP PDIP untuk Gibran tak lepas dari campur tangan kekuasaan.
Apalagi sehari sebelum diumumkan, Presiden Jokowi memanggil pesaing Gibran dalam perebutan rekomendasi dari PDIP, Achmad Purnomo.
Era reformasi, lanjut Laras, seharusnya memberi kesempatan yang setara bagi semua orang untuk terjun di kancah politik. Politik dinasti bakal membuat bibit-bibit politisi potensial menjadi layu.
Apalagi banyak partai yang gagal berkompetisi karena terjegal aturan angka ambang batas dalam pemilu.
"Akhirnya hanya mereka yang punya hubungan dengan kekuasaan dan pemodal yang bisa berpolitik. Sangat tidak mungkin menandingi Gibran. Purnomo yang sudah mendapat dukungan dari akar rumput PDIP Solo saja harus kalah dengan relasi kuasa," katanya.
Purnomo sendiri oleh DPC PDIP Surakarta telah didaulat menjadi penasihat Tim Pemenangan Gibran Rakabuming-Teguh Prakosa dalam Pilkada Kota Solo.
Di sisi lain, para peserta Kamisan Solo pun mencoba menggugah pola pikir masyarakat yang diduga masih terjebak dengan pola pikir feodal sehingga memandang pencalonan Gibran sebagai hal yang lumrah.
"Langkah konkretnya jelas kita mengkampanyekan kesadaran politik di masyarakat. Tidak harus terjun langsung. Minimal rakyat sipil harus paham dengan politik tanah air," kata Laras.
Aksi Kamisan sendiri merupakan agenda rutin setiap Kamis Sore yang diikuti sejumlah aktivis mahasiswa Solo.
Umumnya aksi tersebut mengangkat isu-isu lokal yang kurang mendapat perhatian publik. Laras menjelaskan tema politik dinasti dipilih untuk aksi kali ini karena mereka menilai pencalonan Gibran akan menjadi masalah ke depan.
Sebelumnya, pada pengumuman gelombang kedua, DPP PDIP salah satunya memutuskan mengusung putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, untuk maju dalam Pilkada Kota Solo sebagai bakal calon Wali Kota.
Dalam Pilwalkot nanti, Gibran yang dipasangkan dengan anggota DPRD Solo, Teguh Prakosa, diduga akan bersaing melawan kotak kosong.