Adian Napitupulu: 6.000 sampai 7.200 Komisaris dan Direksi BUMN itu Semuanya Titipan

Adian Napitupulu: 6.000 sampai 7.200 Komisaris dan Direksi BUMN itu Semuanya Titipan

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Politikus PDIP Adian Napitupulu menuding pengisian jabatan direksi dan komisaris di seluruh perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ditunjuk melalui jalur titipan. Dia menduga jumlah orang yang dititipkan itu mencapai 7.200.

"Semuanya titipan. Dari 6.000 sampai 7.200 komisaris dan direksi BUMN itu menurut saya semua titipan," kata Adian saat ditemui di Kawasan Kemang, Jakarta, Kamis (23/7).

Adian sendiri enggan menjelaskan titipan dari pihak mana orang-orang yang kini duduk di posisi strategis perusahaan pelat merah tersebut.

Dia hanya menjelaskan selama ini perusahaan BUMN tak pernah membuka lowongan atau lelang jabatan untuk posisi direksi dan komisaris. Ia memastikan bahwa orang yang bisa duduk di jabatan tersebut pasti melalui jalur titipan dan dibawa oleh orang tertentu.

"Kalau tidak dititip, bagaimana orang bisa duduk di situ? kalau tidak dibawa, gimana bisa duduk di situ?" kata Adian.

Di sisi lain, Adian mengatakan saat ini asal-usul yang jelas dari orang yang menduduki kursi komisaris dan direksi perusahaan BUMN hanya sekitar 1.000 orang saja. Menurutnya, mereka memiliki latar belakang dari partai politik, kementerian/lembaga negara, relawan pendukung Jokowi hingga TNI/Polri.

"Kalau itu jelas, rahimnya jelas. Nah, itu sisanya yang enggak jelas titipan siapa itu, lho? Yang jumlahnya bisa 5.000-6.200 orang, enggak tahu kita titipan siapa, tapi dia ada di situ," kata Adian.

Adian lantas menduga sekitar 5.000 orang direksi dan komisaris BUMN yang latar belakangnya tak jelas itu kemungkinan titipan dari para mafia yang bergerak di berbagai sektor. Sebab, tak ada satupun orang yang mengetahui latar belakang mereka dengan pasti sehingga bisa duduk di jabatan tersebut.

"Mungkin enggak di mana 5.000 itu titipan mafia migas, mafia infrastruktur, mafia proyek, mafia impor, mafia alkes dan sebagainya. Mungkin, tidak? Mungkin. Karena kita enggak tahu asal usulnya dari mana," kata Adian.

Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga menanggapi pernyataan Adian. Dia menduga Adian tak paham pola perusahaan dalam mencari komisaris maupun direksi. Menurutnya, pemilihan petinggi di perusahaan BUMN telah sesuai dengan kebutuhan.

"Mungkin karena Adian itu enggak paham sistem di corporate. Kalau dia paham corporate pasti dia paham itu," kata Arya.

Arya membantah BUMN menerima orang-orang titipan untuk menduduki jabatan komisaris maupun direksi. Menurutnya, BUMN telah memperhatikan rekam jejak dan mereka yang terpilih telah melalui proses seleksi.

"Adian enggak pernah di perusahaan, kalau dia di corporate, enggak pernah namamya mencari pejabat seperti itu terbuka. Ada yang namanya pakai head hunter," kata Arya. []
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita